• Maqam dan Keadaan yang harus dilalui Para Sufi.

  • Kisah Hikayat Ulama Sufi.

  • Kisah Hikayat Para Wali Qutub sepanjang Masa

  • Kisah dan Cerita Lucu Sang Abu Nawas.

New Post

Rss

Minggu, 02 Mei 2010
no image

Kisah Si Pemurah

SI PEMURAH

Ada seorang kaya dan murah hati yang tinggal di Bokhara.
Karena ia memiliki pangkat tinggi dalam hirarki yang tak
kelihatan, ia dikenal sebagai Pemimpin Dunia. Ia membuat
satu syarat bagi hadiah yang dibagikannya. Setiap hari
diberikannya emas kepada segolongan masyarakat --yang sakit,
yang janda, dan selanjutnya. Namun tak diberikannya apapun
kepada yang membuka mulut.

Tidak semua orang bisa berdiam diri.

Pada suatu hari tibalah giliran para hakim menerima hadiah.
Salah seorang diantara mereka itu tidak bisa menahan diri
mengajukan permohonan sebaik-baiknya.

Ia tidak diberi apapun.

Tetapi itu bukan usaha terakhir. Hari berikutnya, para cacat
diberi hadiah, dan iapun pura-pura patah anggota badannya.

Tetapi Sang Pemimpin mengenalnya, dan ia pun tak mendapatkan
apa-apa.

Hari berikutnya lagi ia kembali menyamar, menutupi wajahnya,
di antara golongan masyarakat yang berbeda. Lagi-lagi ia
dikenali, dan diusir.

Berulang kali ia mencoba, bahkan pernah menyamar sebagai
wanita: namun semuanya tanpa hasil.

Akhirnya hakim ini bertemu dengan seorang pengurus jenazah
dan memintanya untuk membungkus dirinya dengan kain kafan.
"Kalau Sang Pemimpin lewat, mungkin ia nanti menganggapku
mayat. Ia mungkin melemparkan uang untuk ongkos penguburanku
dan kau nanti kuberi bagian."

Dilaksanakanlah hal itu. Sekeping uang emas dilemparkan oleh
Pemimpin ke bungkusan kafan itu. Hakim itupun menangkapnya,
khawatir kalau pengurus jenazah itu menangkapnya lebih
dahulu. Kemudian berkatalah ia kepada pemurah itu, "Kau
telah mengingkari hadiah untukku. Catat bagaimana aku telah
mendapatkannya!"

"Tak ada yang bisa kau dapatkan dariku," jawab orang murah
hati itu, "sampai kau mati." Itulah makna kalimat rahasia
'orang harus mati sebelum ia mati.' Hadiah itu datang
setelah 'kematian,' dan tidak sebelumnya. Dan bahkan
'kematian' inipun tak mungkin ada tanpa pertolongan."

Catatan

Kisah ini, yang dikutip dari Mathnawi, karya Rumi, sudah
jelas dengan sendirinya.

Para darwis mempergunakannya untuk menekankan bahwa meskipun
anugerah bisa "digaet" oleh Si Cerdik, kemampuan ('emas')
yang diambil secara baik-baik dari seorang guru seperti Si
Pemurah dari Bokhara itu memiliki kekuatan yang melampaui
ujud luarnya. Itulah nilai yang sukar dipahami mengenai
Berkah.

------------------------------------------------------------
K I S A H - K I S A H S U F I
Kumpulan kisah nasehat para guru sufi
selama seribu tahun yang lampau
oleh Idries Shah (terjemahan: Sapardi Djoko Damono)
Penerbit: Pustaka Firdaus, 1984
no image

Kisah Si Tolol, Si Bijak dan Si Kendi

SI TOLOL, SI BIJAK, DAN KENDI

Seorang tolol merupakan panggilan bagi orang biasa, yang
senantiasa salah menafsirkan apa yang terjadi atasnya, apa
yang dikerjakannya, atau apa yang dilakukan orang lain. Ia
melakukan semuanya itu begitu meyakinkan sehingga bagi
dirinya dan orang-orang semacamnya segi kehidupan dan
pemikiran yang luas tampak masuk akal dan benar.

Seorang tolol semacam itu pada suatu hari disuruh membawa
kendi menemui seorang bijaksana untuk meminta anggur. Di
tengah jalan, karena kecerobohannya Si Tolol itu
membenturkan kendinya ke batu, dan pecah.

Ketika ia sampai dirumah orang bijaksana itu, ia memberikan
pegangan kendinya, katanya, "Tuan Anu menyuruh saya
memberikan kendi ini kepada Tuan, tetapi di tengah jalan ia
dicuri batu."

Karena terhibur dan ingin mendengar seluruh ceritanya, orang
bijaksana itu bertanya.

"Karena kendi itu telah di curi, kenapa kau berikan kepadaku
pegangannya?"

"Saya tidak setolol yang disangka orang," kata Si Tolol itu,
"oleh karena saya membawa pegangan kendi ini untuk
membuktikan kebenaran ceritaku."

Catatan

Suatu pokok pembicaraan yang banyak beredar di kalangan guru
darwis adalah bahwa kemanusiaan umumnya tidak bisa
membedakan suatu kecenderungan tersembunyi di balik
peristiwa-peristiwa, yang mestinya memungkinkannya
memanfaatkannya sepenuh-penuhnya. Mereka yang mampu melihat
kecenderungan itu disebut Sang Bijaksana, sementara orang
kebanyakan disebut "tidur," atau di panggil Si Tolol.

Kisah ini, yang dalam Bahasa Inggris dikutip oleh Kolonel
Wilberforce Clarke (Diwan-i-Hafiz) merupakan salah satu
contoh khas. Dengan menyerap ajaran itu lewat tokoh dan
kisah yang dilebih-lebihkan, orang-orang tertentu mampu
benar-benar "memekakan" diri untuk menangkap kecenderungan
tersembunyi itu.

Kutipan ini berasal dari kumpulan kisah Sufi yang dikerjakan
oleh Pir-i-do-Sara, "Yang mengenakan Jubah Bertambal" yang
meninggal tahun 1790 dan dimakamkan di Mazar-i-Sharif,
Turkestan.

------------------------------------------------------------
K I S A H - K I S A H S U F I
Kumpulan kisah nasehat para guru sufi
selama seribu tahun yang lampau
oleh Idries Shah (terjemahan: Sapardi Djoko Damono)
Penerbit: Pustaka Firdaus, 1984
Copyright © Sufi ~ Artikel Ilmu Tasawuf dan Sufisme All Right Reserved
Hosted by Satelit.Net Support Satelit.Net