• Maqam dan Keadaan yang harus dilalui Para Sufi.

  • Kisah Hikayat Ulama Sufi.

  • Kisah Hikayat Para Wali Qutub sepanjang Masa

  • Kisah dan Cerita Lucu Sang Abu Nawas.

New Post

Rss

Senin, 03 Mei 2010
no image

Kisah Tiga Ekor Ikan

TIGA EKOR IKAN

Konon, di sebuah kolam tinggal tiga ekor ikan: Si Pandai, Si
Agak Pandai, dan Si Bodoh. Kehidupan mereka berlangsung
biasa saja seperti ikan-ikan lain, sampai pada suatu hari
ketika kolam itu kedatangan-seorang manusia

Ia membawa jala; dan Si Pandai melihatnya dari dalam air.
Sadar akan pengalamannya, cerita-cerita yang pernah
didengarnya, dan kecerdikannya, Si Pandai memutuskan untuk
melakukan sesuatu.

"Hampir tak ada tempat berlindung di kolam ini," pikirnya
"Jadi saya akan pura-pura mati saja."

Ia mengumpulkan segenap tenaganya dan meloncat ke luar
kolam, jatuh tepat di kaki nelayan itu. Tentu saja si
Nelayan terkejut. Karena ikan tersebut menahan nafas,
nelayan itu mengiranya mati: ia pun melemparkan ikan itu
kembali ke kolam. Ikan itu kemudian meluncur tenang dan
bersembunyi di sebuah ceruk kecil dekat pinggir kolam.

Ikan yang kedua, Si Agak-Pandai, tidak begitu memahami apa
yang telah terjadi. Ia pun berenang mendekati Si Pandai dan
menanyakan hal itu." Gampang saja," kata Si Pandai, "saya
pura-pura mati, dan nelayan itu melemparkanku kembali ke
kolam."

Si Agak-Pandai itu pun segera melompat ke darat, jatuh dekat
kaki nelayan. "Aneh," pikir nelayan itu, "ikan-ikan ini
berloncatan ke luar air." Namun, Si Agak Pandai ini ternyata
lupa menahan nafas, dan iapun dimasukkan ke kepis.

Ia kembali mengamat-amati kolam, dan karena agak heran
memikirkan ikan-ikan yang berloncatan ke darat, ia pun lupa
menutup kepisnya. Menyadari hal ini, Si Agak-Pandai berusaha
melepaskan diri ke luar dari kepis, membalik-balikkan
badannya, dan masuk kembali ke kolam. Ia mencari-cari ikan
pertama, ikut bersembunyi di dekatnya --nafasnya
terengah-engah.

Dan ikan ke tiga, Si Bodoh, tidak bisa mengambil pelajaran
dari segala itu, meskipun ia telah mengetahui pengalaman
kedua ikan sebelumnya. Si Pandai dan Si Agak-Pandai memberi
penjelasan secara terperinci, menekankan pentingnya menahan
nafas agar di

"Terimakasih: saya sudah mengerti," kata Si Bodoh. Sehabis
mengucapkan itu, ia pun melemparkan dirinya ke darat, jatuh
tepat dekat kaki nelayan. Sang nelayan langsung memasukkan
ikan ketiga itu kedalam kepisnya tanpa memperhatikan apakah
ikan itu bernafas atau tidak. Berulang kali dilemparkannya
jala ke kolam, namun kedua ikan yang pertama tadi dengan
aman bersembunyi dalam sebuah ceruk. Dan kepisnya sekarang
tertutup rapat.

Akhirnya nelayan itu menghentikan usahanya. Ia membuka
kepisnya, menyadari bahwa ternyata ikan yang di dalamnya
tidak bernafas. Ikan itupun dibawanya pulang untuk makanan
kucing.

Catatan

Konon, kisah ini disampaikan oleh Husein, cucu Muhammad,
kepada Khajagan ('Para Pemimpin') yang pada abad ke empat
belas mengubah namanya menjadi Kaum Naqsahbandi.

Kadang-kadang peristiwanya terjadi di sebuah 'dunia' yang
dikenal sebagai Karatas, di Negeri Batu Hitam.

Versi ini dari Abdul 'Yang berubah' Afifi. Ia mendengarnya
dari Syeh Muhammad Asghar, yang meninggal tahun 1813.
Makamnya di Delhi.

------------------------------------------------------------
K I S A H - K I S A H S U F I
Kumpulan kisah nasehat para guru sufi
selama seribu tahun yang lampau
oleh Idries Shah (terjemahan: Sapardi Djoko Damono)
Penerbit: Pustaka Firdaus, 1984
no image

Kisah Tiga Kebenaran

TIGA KEBENARAN

Para Sufi dikenal sebagai Pencari Kebenaran, yang berupa
kenyataan obyektif. Konon, seorang tiran yang bodoh dan
dengki memutuskan untuk memiliki kebenaran ini. Namanya
Rudarigh, seorang raja besar di Marsia, Spanyol. Ia
menetapkan bahwa kebenaran akan bisa didengarnya kalau Umar
al-Alawi dari Tarragona dipaksa untuk mengatakannya.

Umar pun di tangkap dan dibawa ke Istana. Kata Rudarigh,
"Aku telah memutuskan agar kebenaran yang kau ketahui harus
kaukatakan kepadaku dalam kata-kata yang bisa kumengerti,
kalau tidak nyawamu harus kau pertaruhkan."

Umar menjawab, "Apakah Tuan mengetahui kebiasaan dalam
istana perkasa ini, apabila seorang yang ditahan
mengungkapkan kebenaran sebagai jawaban atas suatu
pertanyaan dan kebenaran itu tidak membuktikannya salah,
maka ia akan dibebaskan kembali?"

"Memang demikian," kata Raja.

"Saya minta semua yang hadir di sini menjadi saksi," kata
Umar, "dan saya tidak hanya akan mengungkapkan satu
kebenaran, tetapi tiga."

"Kami juga harus yakin," kata Rudarigh, "bahwa yang kau
sebut kebenaran itu memang benar-benar kebenaran. Harus ada
bukti-bukti yang menyertainya."

"Bagi Raja seperti baginda," kata Umar, "yang pantas
menerima tidak hanya satu kebenaran tetapi sekaligus tiga,
kami juga akan bisa memberikan kebenaran yang nyata dengan
sendirinya."

Rudarigh sangat puas menerima pujian itu.

"Kebenaran pertama," kata Si Sufi, "adalah, sayalah yang
bernama Umar Si Sufi dari Tarragona. Yang kedua adalah
bahwa Baginda akan melepaskan saya jika saya telah
mengungkapkan kebenaran. Yang ketiga, Baginda ingin
mendengarkan kebenaran yang bisa Baginda pahami."

Karena kesan yang ditimbulkan oleh kata-kata tersebut,
Rajapun terpaksa membebaskan kembali darwis itu.

Catatan

Cerita ini menampilkan legenda lisan darwis yang biasanya
disusun oleh Al-Mutanabbi. Cerita-cerita ini, menurut juru
ceritanya, tidak boleh dituliskan selama 1.000 tahun.

Al-Mutanabbi, salah seorang penyair Arab terbesar, meninggal
seribu tahun yang lalu.

Salah satu ciri kumpulan cerita ini adalah bahwa selalu
mengalami perubahan, disebabkan oleh penceritaan kembali
terus-menerus sesuai dengan "perubahan zaman."

------------------------------------------------------------
K I S A H - K I S A H S U F I
Kumpulan kisah nasehat para guru sufi
selama seribu tahun yang lampau
oleh Idries Shah (terjemahan: Sapardi Djoko Damono)
Penerbit: Pustaka Firdaus, 1984
Copyright © Sufi ~ Artikel Ilmu Tasawuf dan Sufisme All Right Reserved
Hosted by Satelit.Net Support Satelit.Net