• Maqam dan Keadaan yang harus dilalui Para Sufi.

  • Kisah Hikayat Ulama Sufi.

  • Kisah Hikayat Para Wali Qutub sepanjang Masa

  • Kisah dan Cerita Lucu Sang Abu Nawas.

New Post

Rss

Minggu, 02 Mei 2010
no image

Kisah Tiga Cincin Berlian

TIGA CINCIN BERLIAN

Pada zaman dahulu, ada seorang bijaksana dan sangat kaya
yang mepunyai seorang anak laki-laki. Katanya kepada
anaknya, "Ini cincin permata. Simpanlah sebagai bukti bahwa
kau ahli warisku, dan nanti wariskan kepada anak-cucumu.
Harganya mahal, bentuknya indah, dan memiliki kemampuan pula
untuk membuka pintu kekayaan."

Beberapa tahun kemudian, Si Kaya itu mempunyai anak
laki-laki lagi. Ketika anak itu sudah dewasa, ayahnya
memberi pula cincin serupa, disertai nasehat yang sama.

Hal yang sama juga terjadi atas anak laki-lakinya yang
ketiga, yang terakhir.

Ketika Si Tua sudah meninggal dan anak-anaknya menjadi
dewasa, masing-masing mengatakan keunggulannya sehubungan
dengan cincin yang dimilikinya. Tak ada seorangpun yang bisa
memastikan cincin mana yang paling berharga.

Masing-masing anak mempunyai pengikut, yang menyatakan
cincinnya memiliki nilai dan keindahan lebih unggul.

Namun kenyataan yang mengherankan adalah bahwa pintu
kekayaan itu selama ini masih juga tertutup bagi pemilik
cincin itu, juga bagi pengikutnya terdekat. Mereka tetap
saja meributkan hak yang lebih tinggi, nilai, dan keindahan
sehubungan dengan cincin tersebut.

Hanya beberapa orang saja yang mencari pintu kekayaan Si Tua
yang sudah meninggal itu. Tetapi cincin-cincin itu memiliki
kekuatan magis juga. Meskipun disebut kunci, cincin-cincin
itu tidak bisa langsung dipergunakan membuka pintu kekayaan.
Sudah cukup kalau diperhatikan saja, salah satu nilai dan
keindahannya tanpa rasa persaingan atau rasa sayang yang
berlebihan. Kalau hal itu dilakukan, orang yang melihatnya
akan bisa mengatakan tempat kekayaan itu, dan dapat
membukanya dengan hanya menunjukkan lingkaran cincin itu.
Harta itu pun memiliki nilai lain: tak ada habisnya.

Sementara itu para pembela ketiga cincin itu
mengulang-ngulang kisah leluhurnya tentang manfaatnya,
masing-masing dengan cara yang agak berbeda.

Kelompok pertama beranggapan bahwa mereka telah menemukan
harta itu.

Yang kedua berpikir bahwa kisah itu hanya ibarat saja.

Yang ketiga menafsirkannya sebagai kemungkinan membuka pintu
kearah masa depan yang dibayangkan sangat jauh dan terpisah.

Catatan

Kisah ini, yang oleh beberapa pihak dianggap mengacu ke tiga
agama: Judaisme, Kristen, dan Islam, muncul dalam
bentuk-bentuk yang berbeda dalam Gesta Romarzorum dan karya
Boccacio Decameron.

Versi di atas itu konon merupakan jawaban salah seorang guru
Sufi Suhrahwardi, ketika ditanya mengenai kebaikan pelbagai
agama. Beberapa penanggap beranggapan ada unsur-unsur dalam
kisah ini yang menjadi sumber karya Swift, Tale of a Tub
'Kisah sebuah Bak mandi.'

------------------------------------------------------------
K I S A H - K I S A H S U F I
Kumpulan kisah nasehat para guru sufi
selama seribu tahun yang lampau
oleh Idries Shah (terjemahan: Sapardi Djoko Damono)
Penerbit: Pustaka Firdaus, 1984
no image

Kisah Sumpah

SUMPAH

Pada suatu hari, seorang yang kalut pikirannya bersumpah,
jika semua kesulitannya terpecahkan ia akan menjual rumahnya
dan semua hasil penjualan itu akan diberikannya kepada kaum
miskin.

Akhirnya sampai juga saatnya, ia harus menunaikan sumpahnya.
Tetapi ia tidak ingin memberikan uang yang didapatnya. Iapun
mencari akal.

Ia menjual rumahnya seharga seperak saja. Namun penjualan
itu harus sekalian dengan kucingnya. Harga kucing itu
sepuluh ribu uang perak.

Rumah itu pun terjual. Dan bekas pemilik rumah itupun
memberikan uangnya yang seperak kepada kaum miskin, yang
sepuluh ribu dimasukkan ke kantong sendiri.

Banyak orang berpikiran demikian itu. Mereka berketetapan
menuruti pelajaran; namun, mereka menafsirkan sedemikian
rupa agar menguntungkan dirinya Sampai mereka mampu
mengalahkan kecenderungan itu dengan latihan khusus, mereka
sebenarnya tidak bisa menarik pelajaran apa-apa.

Catatan

Akal-akalan yang digambarkan dalam kisah ini, menurut
pengisahnya (Syeh Nasir Al-Din Syah) mungkin memang
disengaja --atau mungkin menggambarkan pikiran tertutup yang
secara tak sadar menampilkan akal-akalan semacam itu.

Sang Syeh, yang juga dikenal sebagai "Pelita Delhi,"
meninggal tahun 1846. Makamnya di Delhi, India. Versi ini,
yang dianggap ciptaannya, berasal dari tradisi lisan kaum
Chishti. Kisah ini dipergunakan untuk memperkenalkan teknik
kejiwaan yang dimaksudkan untuk menenangkan jiwa, agar tidak
bisa melaksanakan tindak akal-akalan yang menipu diri
sendiri.

------------------------------------------------------------
K I S A H - K I S A H S U F I
Kumpulan kisah nasehat para guru sufi
selama seribu tahun yang lampau
oleh Idries Shah (terjemahan: Sapardi Djoko Damono)
Penerbit: Pustaka Firdaus, 1984
Copyright © Sufi ~ Artikel Ilmu Tasawuf dan Sufisme All Right Reserved
Hosted by Satelit.Net Support Satelit.Net