Media Gambar dalam Pengajaran Kosakata Bahasa Arab Di TK Al-Islam I Jamsaren Jawa Tengah
Media Gambar dalam Pengajaran Kosakata Bahasa Arab di TK Al-Islam I Jamsaren Jawa Tengah
( Oleh Team www.seowaps.com )
BAB I
PENDAHULUAN
A. Penegasan Istilah
Untuk memperoleh kesatuan pengertian dan menghindari kesalahpahaman dalam memahami judul skripsi ini, maka penulis menganggap perlu adanya beberapa batasan dan penegasan istilah sebagai berikut:
1. Media Gambar
Media adalah alat.[1] Kata media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medium. Secara harfiah medium berarti perantara atau pengantar. Media adalah pengantar pesan dari pengirim kepada penerima.
Sedangkan gambar adalah hasil dari pelahiran perasaan serta fantasi dalam bentuk goresan. Gambar dapat berupa tiruan barang, orang, binatang, tumbuhan dan sebagainya.[2] Maka yang disebut dengan media gambar adalah perantara atau pengantar pesan dalam bentuk goresan atau dapat juga berupa tiruan barang, orang, binatang, tumbuhan dan sebagainya dari pengirim pesan ke penerima pesan.
2. Pengajaran Kosakata Bahasa Arab
Pengajaran adalah operasionalisasi dari kurikulum yang terjadi apabila terdapat interaksi siswa dengan lingkungan belajar yang diatur oleh guru untuk mencapai tujuan. Sedangkan proses pengajaran atau interaksi belajar ditandai dengan adanya sejumlah komponen yang saling berhubungan satu sama lain yaitu tujuan, bahan, metode, teknik, pendekatan, media dan penilaian.[3]
Kosakata artinya perbendaharaan kata.[4] Kosakata (vocabulary) dalam bahasa arab disebut mufrodat. Sedangkan bahasa Arab didefinisikan sebagai kata-kata yang digunakan bangsa Arab dalam mengutarakan maksud, perasaan maupun pikiran mereka. Disamping itu bahasa Arab merupakan bahasa agama, ilmu pengetahuan dan bahasa internasional.
Adapun yang dimaksud dengan judul skripsi ini adalah pengajaran sebagian kosakata/mufrodat yang diambil dari tema panca indra, warna-warna dan beberapa benda yang ada di sekitar sekolah atau rumah dengan menggunakan media gambar yang bertujuan agar anak mengenal dan menguasai kosakata tersebut dengan baik dan benar.
3. TK Al-Islam I Jamsaren Surakarta
Dalam PP RI No. 27 tahun 1990 tentang Pendidikan Prasekolah, bab I pasal I ayat (2) dinyatakan bahwa yang diamaksud dengan Taman Kanak-kanak (TK) adalah salah satu bentuk pendidikan dini bagi anak usia empat tahun sampai memasuki pendidikan dasar.[5] lebih lanjut dijelaskan bahwa satuan pendidikan prasekolah meliputi Taman Kanak-kanak, Kelompok Bermain dan Penitipan Anak. Taman Kanak-kanak berada di jalur pendidikan sekolah sedangkan Kelompok Bermain dan Penitipan Anak terdapat di jalur pendidikan luar sekolah..
TK Al-Islam I ini merupakan sebuah lembaga pendidikan sekolah yang bercirikan Islam yang terletak di jantung kota Surakarta, tepatnya di Jl. Veteran No. 261 Surakarta.
4. Studi Eksperimen
Studi artinya kajian, telaah, penelitian. Eksperimen berasal dari kata eksperiment (Inggris) yang berarti percobaan (John M Echols dan Hassan Sadily, 1987: 225). Sedangkan percobaan berarti usaha untuk mencoba sesuatu, usaha hendak berbuat atau melakukan sesuatu. [6]
Adapun maksud penggunaan istilah eksperimen dalam skripsi ini adalah sebagai usaha melakukan atau mencoba penggunaan media gambar untuk mengenalkan kosakata bahasa Arab pada anak usia prasekolah.
5. Anak Usia Prasekolah
Yang dimaksud dengan anak usia prasekolah adalah mereka yang berusia antara 3-6 tahun.[7] Menurut Biechler dan Snowman (1993), mereka biasanya mengikuti program prasekolah dan kindergarten, sedangkan di Indonesia umumnya mereka mengikuti program tempat penitipan anak (3 bulan-5 tahun) dan kelompok bermain (usia 3 tahun), sedangkan pada usia 4-6 tahun biasanya mereka mengikuti program Taman Kanak-Kanak.
Jadi yang dimaksud skripsi ini adalah sebuah penelitian dengan ujicoba (eksperimen) media gambar dalam pengajaran kosakata bahasa arab pada anak usia prasekolah di TK Al-Islam I pada kelas nol besar (kelompok B4) Jamsaren Surakarta yang bertujuan untuk mengenalkan kosakata bahasa Arab pada anak usia prasekolah dan mempermudah penguasaannya. Dipilihnya media gambar sebagai salah satu alternatif pemilihan media pengajaran karena media gambar dianggap lebih tepat dan lebih optimal hasilnya bagi anak usia prasekolah, sehingga akan mempermudah para pelajar untuk trampil dan mahir dalam berbahasa Arab sesuai dengan tujuan pengajaran bahasa Arab.
B. Latar Belakang Masalah
Bahasa Arab sebagai bahasa asing tetap menempati posisi penting di Indonesia, khususnya bagi umat Islam, tidak lain karena kedudukan bahasa Arab sebagai bahasa agama umat Islam. Bahasa Arab adalah bahasa Al-Qur’an dan Al-Hadist, keduanya adalah dasar agama Islam serta bahasa kebudayaan Islam seperti filsafat, ilmu kalam, ilmu hadis, tafsir dan lain sebagainya.[8]
Dari uraian tersebut, tergambar dengan jelas betapa urgennya untuk mengetahui bahasa Arab bagi umat Islam, bahkan bahasa Arab dijadikan sebagai bagian dari mata pelajaran pendidikan agama Islam yang tak terpisahkan. Maka tidak berlebihan jika bahasa Arab perlu mendapat penekanan dan perhatian seksama mulai dari tingkat Taman Kanak-kanak sampai pada lembaga pendidikan tinggi, baik negeri ataupun swasta, umum maupun agama untuk digalakkan dan diajarkan. Hal ini tentu disesuaikan dengan taraf kemampuan dan perkembangan anak didik.[9]
Kita semua memahami bahwa pendidikan usia dini memiliki peran yang cukup strategis dan sekaligus krusial bagi proses perkembangan anak dalam masyarakat, karena pada usia dini berbagai aspek kepribadian seseorang mulai berkembang dan tumbuh. Pertumbuhan dan perkembangan pada suatu tahap menentukan keberhasilan seseorang dalam menjalankan tugas perkembangan pada tahap perkembangan selanjutnya, termasuk dalam hal perkembangan bahasa.
Berdasarkan hasil penelitian Mc Laughlin (1978) dan Ganesee (1978) mengemukakan bahwa anak-anak lebih cepat memperoleh bahasa tanpa kesukaran daripada orang dewasa.[10] Pendapat ini didukung oleh Joan Beck yang menyatakan bahwa anak akan menggunakan bahasa dengan baik sebelum umur lima tahun, ia juga belajar bahasa lebih mudah pada tahun-tahun ini dibandingkan pada masa berikutnya oleh karena keadaan fisik otaknya yang sedang berkembang.[11]
Dari pendapat tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa masa kanak-kanak adalah masa yang sangat penting untuk membentuk mental yang positif bagi kehidupannya. Anak dapat diberi modal dasar berupa ketrampilan bahasa asing, mengingat pada masa ini anak masih sangat baik ingatannya. Pengajaran bahasa pada anak bila dimulai sejak dini akan lebih bagus dan optimal hasilnya daripada pengajaran kepada orang dewasa. Hal ini dikarenakan pada saat itu otak anak masih lentur sehingga dapat diukir ucapan yang akurat.
Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan agar dapat mempengaruhi peserta didik dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan siswa menuju perubahan tingkah laku baik intelektual, moral maupun sosial agar dapat hidup mandiri sebagai individu dan makhluk sosial.[12]
Taman Kanak-kanak merupakan suatu lembaga pendidikan formal paling awal. Dengan pengertian lain, pendidikan prasekolah secara formal diwujudkan dalam bentuk Taman Kanak-kanak yang pada hakekatnya merupakan tempat bermain sambil belajar atau belajar sambil bermain. Sesuai dengan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 0125/U/1994 tanggal 16 Mei 1994 disebutkan bahwa program kegiatan belajar TK bertujuan untuk: membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, ketrampilan dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya.[13]
Untuk mencapai tujuan pendidikan diatas, maka diuraikan menjadi program kegiatan belajar dalam rangka pengembangan kemampuan dasar yang meliputi:
1. Daya Cipta
2. Bahasa
3. Daya Pikir
4. Ketrampilan
5. Jasmani[14]
Pengajaran bahasa Arab bagi anak prasekolah adalah suatu aktivitas atau proses penguasaan pengetahuan ketrampilan belajar mengajar yang diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan dan membina ketrampilan bahasa Arab fusha. Pengajaran bahasa Arab di TK ini bertujuan untuk memberikan bekal bahasa asing dalam bentuk yang sangat sederhana yaitu dalam bentuk penguasaan kosakata, karena kosakata sangat memegang peranan penting dalam bahasa asing, terlebih dalam proses belajar mengajar bahasa arab. Kualitas berbahasa seseorang jelas tergantung pada kualitas dan kuantitas kosakata yang dimiliknya. Semakin banyak kosakata yang dimiliki maka semakin besar juga kemungkinan untuk trampil berbahasa.[15]
Salah satu aspek yang menentukan keberhasilan pengajaran bahasa Arab khususnya dalam pengajaran kosakata ini adalah aspek metodologi. Sebab metodelah yang menentukan isi dan cara mengajar.[16] Dalam metodologi pengajaran terdapat dua aspek yang paling menonjol yakni metode mengajar dan media pengajaran sebagai alat bantu mengajar. Dari bermacam-macam alat bantu dalam berbagai ragam dan bentuk, ternyata alat bantu yang berupa gambar merupakan alat bantu yang paling efektif dan efisien untuk mengajarkan kosakata dalam bahasa Arab.
Media gambar sangat penting digunakan dalam usaha memperjelas pengertian pada peserta didik sehingga dengan menggunakan media gambar peserta didik lebih memperhatikan terhadap tanda benda atau hal-hal yang belum pernah dilihatnya yang berkaitan dengan materi pengajaran. Gambar dapat membantu guru dalam mencapai tujuan instruksional, karena gambar termasuk media yang mudah dan murah serta besar artinya untuk mempertinggi nilai pengajaran.[17] Dengan gambar, pengertian dan pengalaman peserta didik menjadi lebih luas, lebih jelas dan tidak mudah dilupakan serta lebih konkrit dalam ingatan dan asosiasi peserta didik. Oleh karena itu pengalaman langsung dan pengalaman konkrit yang kemudian menuju kemampuan abstrak merupakan cara belajar yang efektif dan efisien.
Sisi menarik dari penggunaan media gambar ini adalah tercapainya iklim belajar yang menyenangkan dan lebih menarik perhatian belajar. Anak dapat belajar sambil bermain dengan suasana riang gembira. George Lozanov seperti yang dikutip oleh Mulyanto Sumardi dalam pidato naskah pengukuhannya menyatakan bahwa hanya dalam keadaan riang gembira dan senang siswa akan mudah mengaktualisasikan seluruh potensi yang terpendam.
Dengan demikian media dirasa sangat urgen dan sangat signifikan dalam proses belajar mengajar. Urgensi media pendidikan juga dipertegas dengan sebuah teori yang menyatakan bahwa totalitas prosentasi banyaknya ilmu pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang dimiliki seseorang terbanyak dan tertinggi melalui indra mata dan pengalaman langsung melakukan sendiri.
Sebagai calon pengajar bahasa, seorang guru harus memahami sifat dan asumsi dasar mengenai anak prasekolah dalam proses belajar mengajar. Dalam buku pengembangan anak usia Taman Kanak-kanak dikemukakan tentang asumsi dasar mengenai anak yang meliputi :
Pertama, setiap anak adalah unik. Setiap anak akan berkembang sesuai dengan tempo dan kecepatannya masing-masing.
Kedua, anak berkembang melalui beberapa tahapan sebagaimana perkembangan manusia pada umumnya. Anak sebagai sosok manusia yang utuh mengalami aspek fisik, kognitif, afektif maupun intuitif yang saling berkaitan.
Ketiga, setiap anak adalah “pelajar” yang aktif. Belajar bagi anak adalah segala sesuatu yang dikerjakannya, sedangkan bermain adalah wahana belajar dan bekerja bagi anak. Pada usia prasekolah anak senang memperhatikan, mencium, membuat suara, meraba dan mengecap. Lingkungan yang “kaya” akan banyak memberikan rangsangan mental sehingga dapat menumbuhkan minat anak dan menggiatkan mereka aktif belajar.[18]
Taman Kanak-kanak Al-Islam I sebagai salah satu lembaga pendidikan yang bercirikan Islam mengarah pada pembentukan kebiasaan Islami pada diri anak didik baik dalam segi kehidupan sehari-hari yang bersifat pribadi maupun kehidupan kemasyarakatan. Dan secara umum tujuan Pengembangan kehidupan Beragama (PKB) di TK adalah menanamkan benih-benih keimanan dan ketaqwaan sedini mungkin dalam kepribadian anak didik sebagaimana terlihat dalam perkembangan kehidupan jasmaniah dan rohaniah sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Berdasarkan observasi yang penulis lakukan, pengajaran bahasa Arab di TK Al-Islam I ini belum dilaksanakan secara intensif dan optimal. Bahasa Arab baru diajarkan dalam bentuk yang sangat sederhana dan hanya sebatas pada pengenalan angka-angka dalam bahasa Arab dari 1 hingga 10. Maka dari itu, mengingat pentingnya mempelajari bahasa Arab bagi umat Islam yang dimulai sejak usia dini, penulis tertarik untuk mengenalkan lebih dalam bahasa Arab pada anak usia prasekolah dengan menggunakan media yang kiranya sesuai bagi tingkat perkembangan anak usia ini. Selain itu, usia prasekolah merupakan usia emas, dimana anak dapat mengingat segala hal yang diajarkan padanya dengan mudah dan cepat. Sebagaimana kata mutiara yang berbunyi “Belajar di waktu kecil bagaikan mengukir diatas batu dan belajar diwaktu besar bagaikan mengukir diatas air”
Kegunaan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses belajar mengajar yang dilaksanakan di TK Al-Islam I Jamsaren Surakarta, khususnya dalam memberikan ketrampilan dalam berbahasa asing. Berdasarkan uraian diatas, penulis menganggap penting untuk mengadakan penelitian tentang “Media Gambar Dalam Pengajaran Kosakata Bahasa Arab Di TK Al-Islam I Jamsaren Surakarta Jawa Tengah (Studi Eksperimen Pada Anak Usia Prasekolah Kelompok B4)”
C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Sejauh mana belajar bahasa Arab dengan menggunakan media gambar dapat memberikan kemudahan bagi anak usia prasekolah di TK Al-Islam kelompok B4 dalam menguasai kosakata Bahasa Arab?
2. Adakah perbedaan yang signifikan antara hasil belajar kosakata bahasa Arab yang menggunakan media gambar dengan pengajaran biasa (tanpa menggunakan media gambar)?
D. Kerangka Teoritik
Dalam membahas masalah ini ada beberapa hal pokok yang menjadi dasar kerangka teoritik, yaitu:
1. Tinjauan Media Pendidikan
a. Pengertian Media Pendidikan
Kata media berasal dari kata latin “medius” yang artinya “tengah”. Secara umum media adalah semua bentuk perantara untuk menyebar, membawa atau menyampaikan sesuatu pesan (message) dan gagasan kepada penerima.[19] Sedangkan Yusuf Hadi Miarso dalam salah satu artikelnya memberikan batasan media pendidikan tersebut sebagai sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa, sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada siswa.
Drs. Amir Achsin menyatakan bahwa media pendidikan secara luas diartikan “setiap orang, bahan, alat atau kejadian yang memantapkan kondisi memungkinkan siswa dalam memperoleh pengetahuan dan ketrampilan sikap”.[20]
Berdasarkan pengertian yang disampaikan oleh para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa media pendidikan merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perbuatan, minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar terjadi pada diri siswa.
b. Fungsi Media Pendidikan
Sebagaimana yang disampaikan oleh Arief S. Sadiman dalam bukunya bahwa secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan sebagai berikut:
1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistik.
2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra.
3) Dapat digunakan sebagai variasi dalam pengajaran. Dalam hal ini media berguna untuk :
a) Menimbulkan gairah belajar.
b) Memungkinkan interaksi langsung antara anak didik dengan lingkungan kenyataan.
c) Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.
d) Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk siswa, maka guru akan banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan.
c. Klasifikasi Media Pendidikan
Rudi Bretz sebagaimana dikutip oleh Arief S. sadiman membagi media dalam delapan klasifikasi, yaitu: 1) media audio visual gerak, 2) media audio visual diam, 3) media audio semi gerak, 5) media visual diam, 6) media semi gerak, 7) media audio, 8) media cetak. Sedangkan Gagne, tanpa menyebut jenis dari masing-masing medianya membuat tujuh macam pengelompokan media, yaitu benda untuk didemontrasikan, komunikasi lisan, media cetak, media gambar diam, gambar gerak, film bersuara dan mesin belajar.[21]
Selain klasifikasi diatas, masih banyak klasifikasi yang dikemukakan oleh para ahli yang secara umum mereka berpendapat bahwa media pendidikan dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu media visual, media audio dan media audio visual.
2. Tinjauan Mengenai Gambar.
a. Pengertian Gambar
Gambar oleh Dr. Oemar Hamalik diartikan sebagai segala sesuatu yang diwujudkan secara visual dalam bentuk dua dimensi sebagai curahan perasaan atau pikiran, yang terdiri atas lukisan, ilustrasi, karikatur, kartun, poster, gambar, seri, potret, dan slide.[22] Media gambar merupakan suatu sarana pengajaran yang berbentuk gambar yang mengandung makna, situasi, keadaan, peristiwa dan benda.
Menurut Kamal Ibrahim Barori dalam bukunya “Ta’limul Lughot Ajnabiyah Lidauroti Tadrisiyah Al-Maksyafah” menyatakan bahwa media gambar dalam pengajaran kosakata ada 2 macam yaitu:
1) Gambar Murakkabah, yang meliputi judul-judul bacaan, dialog yang menggambarkan situasi. Gambar ini disajikan dengan menjelaskan sebagian mufrodat yang dimaksud dalam bacaan serta melatih pola kalimat.
2) Gambar mufrodat, yang mencakup sesuatu yang tunggal yaitu satu benda, satu perbuatan dan lain-lain. Gambar ini disajikan untuk menjelaskan kata-kata terpisah dan menyajikan kata baru, misalnya nama hewan/tumbuhan.
Gambar termasuk ke dalam bagian media visual. Fungsi media visual sama halnya dengan fungsi media pendidikan yaitu alat penyampaian pesan. Secara khusus media visual berfungsi untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin untuk cepat dilupakan bila tidak digrafiskan. Siswa juga lebih meminati gambar terutama gambar-gambar berwarna, sederhana dan realisme.
Media gambar bila ditinjau dari pembuatannya dibedakan menjadi 2 yaitu gambar fotografi dan gambar tangan. Gambar fotografi dapat diproduksi dengan sengaja baik oleh foto sendiri maupun yang ada di pasaran. Sedangkan pembuatan yang mudah dan relatif murah harganya dengan cara menggambar sendiri di papan tulis/karton., selain itu dapat menggunting gambar-gambar dari majalah dan surat kabar. Bila dilihat dari isinya gambar untuk pengajaran ada dua yaitu satu perbuatan dan satu orang/benda. Sedangkan tipe kedua menggambarkan suatu situasi yang mengandung beberapa kegiatan, orang/benda.[23]
b. Nilai Gambar dalam Pendidikan
Ada beberapa alasan dipilihnya gambar sebagai media yang paling efektif dan efisien dalam pengajaran, khususnya pengajaran kosakata bahasa Arab ini adalah sebagai berikut:
1) Gambar bersifat konkrit.
2) Gambar mengatasi ruang dan waktu
3) Gambar mengatasi kekurangan daya maupun panca indera manusia
4) Dapat digunakan untuk menjelaskan sesuatu masalah, karena itu bernilai terhadap semua pelajaran di sekolah.
5) Gambar-gambar mudah didapat dan murah
6) Mudah digunakan, baik untuk perorangan maupun untuk kelompok.[24]
3. Tinjauan Kosakata
a. Urgensi Kosakata
Sarinah Hardjono dalam bukunya Psikologi Belajar Mengajar Bahasa Asing mengemukakan bahwa dari semua aspek bahasa asing yang harus dikuasai siswa dalam proses belajar mengajar bahasa asing adalah aspek kosakata yang dianggap paling penting.[25] Dalam hal ini Dr Muhammad Al-Khuli dalam bukunya Assalib Tadris Al-lughoh Al-Arobiyah menyatakan bahwa pada kenyataannya penguasaan atau pengetahuan kosakata (mufrodat) mempunyai faedah bahkan penting sekali, karena penguasaan kosakata ini bermanfaat bagi orang non Arab yang ingin menulis atau mengarang dengan menggunakan bahasa Arab.[26]
Dengan adanya penguasaan bahasa yang memiliki fungsi untuk berkomunikasi dengan baik, maka seorang pembelajar bahasa harus menguasai kosakata, karena kosakata akan banyak membantu siswa dalam belajar bahasa asing terutama dalam menguasai keempat ketrampilan berbahasa yaitu menyimak, membaca, berbicara dan menulis.
Oleh karena itu dalam bahasa manapun, perihal kata mendapat perhatian yang besar untuk dipelajari tidak terkecuali bahasa Arab. Manusia mengungkapkan berbagai peristiwa dan pengalaman dalam hidupnya sehari-hari dengan menggunakan kata-kata yang tersusun dalam kalimat. Untuk itu penguasaan kosakata adalah suatu yang utama untuk dipelajari dan sebagai syarat bagi mereka yang ingin mahir dalam berbahasa karena kualitas berbahasa seseorang jelas tergantung pada kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinya. Semakin banyak kosakata yang dimiliki, maka semakin besar juga kemungkinan untuk trampil berbahasa.[27]
b. Teknik Pengajaran Kosakata
Untuk meningkatkan kemampuan berbahasa, dapat dimulai dengan meningkatkan penguasaan kosakata. Ada beberapa tehnik yang dapat dilakukan guru dalam pengajaran kosakata seperti yang diungkapkan oleh Dr. Mohammad Ali Khuli adalah sebagai berikut:
1) Picture
Apabila ingin menerangkan suatu benda atau yang lain yang tidak dapat dibawa ke dalam kelas, maka bisa menggunakan gambar, foto-foto maupun lukisan untuk menjelaskan suatu arti.
2) Action
Untuk menerangkan sesuatu dapat disampaikan melalui perbuatan (akting). Cara ini sangat baik untuk menerangkan kata kerja seperti berjalan, makan, berbicara dan lain-lain
3) Context
Suatu kata dapat diterangkan dengan cara kata tersebut dibuat menjadi satu kelompok kalimat yang dapat menimbulkan pemahaman pada siswa.
4) Synonym
Artinya satu kata baru dapat diterangkan artinya atau maknanya dengan menyebut padanan katanya, tentunya padanan kata tersebut yang sudah akrab dengan siswa. Hal itu merupakan suatu pengetahuan tambahan yang tidak mustahil akan mendorong siswa dalam menerima dan memahami keterangan dari guru dalam mengajarkan kosakata baru.
5) Antonim
Merupakan kebalikan dari sinonim
6) Definition
Dalam mengartikan kata-kata baru yang diajarkan, penyajiannya dapat melalui suatu definisi yang dapat dinyatakan dengan batasan yang ada dalam kelas, di lokasi maupun keterangan tertentu.
7) Translation
Apabila keterangan tertentu merupakan suatu keterangan yang abstrak, maka dapat digunakan padanan katanya dari bahasa asli (bahasa murid). Selanjutnya suatu padanan kata dapat diberikan apabila teknik yang lainnya dirasakan kurang efektif terhadap kata tersebut.
Berkaitan dengan penggunaan media gambar dalam pengajaran kosa kata ini, ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh guru, diantaranya:
a) Pemberian konteks. Guru memberikan arti/makna dari kata itu dengan gambar yang disajikan.
b) Pengulangan kata itu. Para pelajar harus mengulang lafal kata itu tanpa konteks sampai mereka melafalkan dengan baik.
c) Pengecekan arti kata dengan memberikan pertanyaan mengenai kata itu.
d) Penggunaan kata dalam konteks situasi (gambar yang bermacam-macam).
e) Pemberian kalimat contoh/model. Guru memberi kalimat contoh yang mengingat para pelajar bagaimana menggunakan kosakata dalam kalimat itu dalam konteks yang benar.[28]
Guru yang telah berpengalaman mengajar akan menerapkan teknik yang sekiranya tepat dan sesuai dalam pengajarannya yang disesuaikan dengan tingkat berpikir dan perkembangan anak. Untuk mengenalkan kosakata pada anak usia prasekolah ini dapat dilakukan dengan teknik langsung, artinya kosakata yang diajarkan langsung dihubungkan dengan benda-benda dengan melalui nyanyian-nyanyian atau dengan cara apa saja yang bisa ditangkap oleh anak.
c. Evaluasi Pengajaran Kosakata Bahasa Arab
Dalam pengajaran kosakata bahasa Arab (mufrodat) perlu diadakan penilaian dengan mengadakan tes kosakata. Tes kosakata adalah tes yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan siswa terhadap penguasaan kosakata dalam jumlah tertentu, baik yang bersifat reseptif maupun produktif. Tes kosakata ini dilakukan dengan tes lisan dan tes tulis yang disesuaikan dengan tingkat berpikir dan perkembangan anak.
4. Tinjauan Anak Usia Pra Sekolah
a. Pengertian Anak Prasekolah
Biechler dan Snowman (1993) sebagaimana dikutip oleh Dr. Soemiarti Patmonodewo dalam bukunya Pendidikan Anak Prasekolah mengartikan bahwa yang dimaksud dengan anak usia prasekolah adalah mereka yang berusia antara 3-6 tahun.[29] Sedangkan menurut Drs. M. Solehuddin, M.Pd, MA bahwa batasan tentang masa anak/anak usia prasekolah tergantung kepada dasar pembatasan yang digunakan dan atau teori yang dirujukinya. Dalam pandangan mutakhir yang lazim dianut di negara-negara maju, istilah anak usia dini (early childhood) adalah anak yang berumur antara 0-8 tahun, lebih lanjut dijelaskan oleh Solehuddin bahwa yang dimaksud dengan usia prasekolah adalah mereka yang berusia dibawah enam tahun.[30]
b. Karakteristik Anak Usia Prasekolah
Karakteristik anak usia prasekolah/taman kanak-kanak menurut Syamsuar Mukhtar (1987: 23) adalah:
1) Anak usia 3 (tiga) tahun:
a) Gerakan-gerakan lebih halus dan lebih terkoordinasi
b) Periode haus nama
c) Egoistik dan lebih senang main secara soliter (sendiri)
2) Anak Usia 4 (empat) tahun
a) Gerakan-gerakan lebih terkontrol (dapat meloncat, melompat dan lain-lain)
b) Anak senang bermain dengan kata-kata
c) Dapat mengurus diri sendiri
d) Belum dapat membedakan cerita sungguh-sungguh dengan cerita khayalan
e) Sudah dapat membedakan antara satu dengan banyak
3) Anak Usia 5 (lima) tahun
a) Gerakan lebih terkontrol lagi (sudah dapat diajarkan bermain)
b) Perkembangan bahasa sudah bertambah baik
c) Dapat menyesuaikan diri
d) Dapat bermain dan berkawan
e) Peka terhadap situasi
f) Mengetahui perbedaan kelamin dan status
g) Dapat menghitung sampai sepuluh
h) Mulai tidak menyukai cerita khayal
Dengan demikian secara umum karakteristik ciri anak usia taman kanak-kanak adalah:
1) Dari segi fisikal, anak-anak dapat melakukan kegiatan dengan menggunakan otot badannya seperti lari-lari dan melompat-lompat.
2) Dari segi intelektual, anak-anak sudah dapat berkomunikasi dengan perbendaharaan kata-kata (bahasa anak-anak) yang dimilikinya, belajar meniru (kongkrit), sudah dapat berimajinasi dan berfantasi.
3) Dari segi emosional, anak-anak cenderung belum dapat mengendalikan emosi sebaik-baiknya.
4) Dari segi sosial, anak-anak cenderung egosentrik.
Berdasarkan karakteristik umum tersebut, dapatlah disimpulkan bahwa anak usia TK sudah memiliki sejumlah kemampuan dan keterbatasannya.[31]
E. Alasan Pemilihan Judul
1. Pengajaran bahasa pada anak apabila dimulai sejak dini akan lebih bagus dan optimal hasilnya dibanding mengajarkannya pada waktu dewasa. Untuk itu perlu dirumuskan bagaimana cara mengajarkannya.
2. Kedudukan media pengajaran ada dalam komponen metode mengajar sebagai salah satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi guru-siswa dan interaksi siswa dengan lingkungan belajarnya. Media gambar sebagai salah satu bagian dari media visual yang paling efektif dan efisien dalam pengajaran kosakata bahasa Arab pada anak usia prasekolah ini. Selain dapat menarik perhatian dan minat siswa juga lebih mudah diingat dan lebih mendalam karena materi-materi tersebut akan lebih dekat dengan pelajar, yakni dengan menggunakan alat yang divisualisasikan dan dapat dinikmati dengan panca indra, khususnya indra penglihatan (visual). Untuk itu perlu dilakukan uji coba akan kebenarannya.
3. Kecintaan penulis pada dunia anak-anak yang mendorong penulis untuk belajar bagaimana cara mengajar yang baik dan efektif di Taman Kanak-kanak, khususnya dalam mengajarkan bahasa Arab.
F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mendeskripsikan penggunaan dan manfaat media gambar dalam proses pengajaran bahasa Arab, terutama untuk memudahkan anak dalam mengenal dan menguasai kosakata bahasa Arab
2. Untuk mengetahui perbedaan efektifitas dan efisiensi pengajaran kosakata bahasa Arab dengan menggunakan media gambar dan tanpa media gambar.
Sedangkan kegunaan penelitian ini adalah :
2. Untuk memberikan kontribusi pemikiran bagi pengelola pendidikan atau guru dalam memilih dan menggunakan media pendidikan terutama media gambar.
3. Untuk memberikan stimulan bagi para peserta didik agar lebih tertarik dengan belajar bahasa Arab dan merangsang daya kreativitas dalam memenuhi kebutuhan belajar bahasa Arab.
4. Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam rangka mempermudah penguasaan kosakata bahasa Arab bagi anak usia pra sekolah.
5. Penelitian ini juga berguna untuk menambah pengalaman dan pengetahuan penulis sebagai guru bahasa Arab, khususnya yang berkaitan dengan penggunaan media gambar dalam pengajaran kosakata bahasa Arab bagi anak usia prasekolah.
G. Tinjauan Pustaka
Pembahasan dan penelitian tentang berbagai macam metode dan penggunaan beragam media dalam pengajaran bahasa Arab telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti, mulai dari media yang paling sederhana sekalipun hingga penggunaan media yang inovatif baik itu yang dilakukan dengan metode eksperimentasi maupun dengan metode deskriptif (kajian kepustakaan). Begitu pula dengan pembahasan tentang penggunaan media gambar dalam pengajaran bahasa Arab. Dalam hal ini penulis bukanlah orang pertama yang mengadakan penelitian tentang peranan media gambar dalam pengajaran bahasa Arab, sebab telah ada penelitian sebelumnya yang dapat penulis jadikan sebagai referensi awal untuk kemudian menyempurnakan atau hanya sekedar melengkapi.
Studi eksperimen yang dilakukan oleh Eka Rosadi dalam skripsinya yang berjudul “Penggunaan Media Gambar dalam Pengajaran Kata Benda Bahasa Arab Bagi Siswa Kelas V MI Al-Huda Maguwoharjo Yogyakarta”, menyimpulkan bahwa media gambar merupakan alat bantu yang baik untuk mengajarkan bahasa Arab khususnya kata benda konkrit bagi pemula. Pembelajaran bahasa Arab (khususnya kata benda) dengan menggunakan media gambar lebih efektif dalam meningkatkan penguasaan kata benda bahasa Arab siswa kelas V MI Al-Huda dibandingkan dengan pengajaran kata benda tanpa media gambar.
Sedangkan penelitian tentang pengajaran kosakata dengan menggunakan media gambar pernah diangkat juga oleh Slamet Untung yang berjudul “Penerapan Gambar Bermakna Sebagai Pendekatan Komunikatif Dalam Pengembangan Kosakata di Madrasah Aliyah Yogyakarta II yang membahas bagaimana kosakata dapat dikembangkan dalam berbagai pola kalimat dengan menggunakan media gambar. Hasil penelitian Untung menyatakan bahwa penggunaan gambar bermakna dapat meningkatkan pengembangan kosakata bahasa Arab baik secara aktif maupun pasif.
Kepustakaan merupakan gagasan dan relevansi setiap penulisan, maka penelitian ini juga ditunjang dengan beberapa buku yang ada relevansinya dengan penelitian, diantaranya:
a. Buku karya Dr. Arief S. Sadiman M.Sc. dkk yang berjudul “Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya” yang memaparkan tentang fungsi media, klasifikasi media dan bagaimana cara mengembangkannya.
b. Buku karya Soemiarti Patmonodewo yang diterbitkan oleh Rineka Cipta dengan judul “Pendidikan Anak Prasekolah” yang memaparkan secara terperinci tentang berbagai hal yang berkaitan dengan anak usia pra sekolah mulai dari mengenal anak prasekolah, kurikulum untuk anak pendidikan prasekolah, beberapa alternatif program pendidikan prasekolah dan bagaimana metode pendidikan yang seharusnya dilakukan.
Serta buku-buku lain yang dapat penulis jadikan referensi dalam penulisan skripsi ini, diantaranya buku karya Henri Guntur Tarigan yang berjudul Pengajaran Kosakata dan buku Media Pengajaran Bahasa karya Soeparno serta buku Evaluasi Pendidikan yang disusun oleh Prof. Drs. Anas Sudjiono dan lain-lain.
Dengan mengkaji beberapa pustaka diatas, kemudian penulis tergerak untuk meneliti pengajaran kosakata bahasa Arab pada anak usia prasekolah dengan menggunakan media gambar yang dilaksanakan di Taman Kanak-kanak Al-Islam I. Adapun perbedaan pembahasan terletak pada subyek yang akan diteliti yakni pada anak-anak usia prasekolah yang belum pernah mengenal bahasa Arab, untuk itu perlu dirumuskan bagaimana metode pengajaran yang efektif dan efisien dalam pengajaran bahasa untuk anak prasekolah ini. Berbagai macam media yang ada perlu diuji coba karena tanpa adanya eksperimentasi, maka guru tidak akan mengetahui pengaruh penggunaan media gambar dalam pengajaran mufrodat.
H. Hipotesa Penelitian
Good dan Scates memberikan pengertian bahwa hipotesa adalah sebuah taksiran atau referensi yang dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta yang diamati ataupun kondisi-kondisi yang diamati dan digunakan sebagai petunjuk untuk langkah penelitian selanjutnya. Secara teknis, hipotesa dapat didefinisikan sebagai pernyataan mengenai populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dengan sampel penelitian.[32]
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dirumuskan, pengujian data dan hipotesisnya menggunakan data statistik maka hipotesa yang diajukan meliputi hipotesa nihil dan hipotesa alternatif. Hipotesa nihil biasanya digunakan untuk menyatakan suatu kesamaan atau tidak adanya perbedaan yang berantai antara dua kelompok atau lebih tentang suatu hal yang dipermasalahkan. Apabila ada penolakan dalam hipotesa nihil maka dimunculkan hipotesa alternatif yaitu untuk menyatakan adanya saling hubungan antara dua variabel atau lebih dan atau menyatakan adanya perbedaan dalam hal tertentu pada kelompok-kelompok yang berbeda. Adapun hipotesa yang diangkat dalam penelitian ini adalah:
1. Hipotesa Nihil (Ho)
a. Media gambar tidak dapat membantu peningkatan penguasaan kosakata bahasa Arab bagi siswa TK Al-Islam I Kelompok B4
b. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara pengajaran kosakata Bahasa Arab dengan menggunakan media gambar dan tanpa menggunakan media gambar
2. Hipotesa Alternatif (Ha)
a. Media gambar membantu peningkatan penguasaan kosakata bahasa Arab bagi siswa TK Al-Islam I kelompok B4
b. Ada perbedaan yang signifikan antara pengajaran bahasa Arab dengan menggunakan media gambar dan tanpa media gambar
I. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian eksperimen (experimental research) untuk mengetahui pengaruh penggunaan media gambar dalam mengenal dan menguasai kosakata bahasa Arab. Experimental Research adalah riset yang bermaksud untuk menyelidiki secara langsung hubungan sebab akibat dari suatu perlakuan dengan menggunakan suatu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang kemudian hasilnya dibandingkan. Ditinjau dari tujuannya, metode ini dibedakan menjadi dua jenis:
1. Eksperimen Eksploratif (Explorative Experimental) adalah suatu eksperimen untuk mempertajam masalah dan perumusan hipotesa tentang hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih.
2. Eksperimen pengembangan (Development Eksperimental) adalah suatu eksperimen untuk menguji, mengetes atau membuktikan hipotesa dalam rangka menyusun generalisasi yang berlaku umum.
Jenis eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen pengembangan yaitu untuk menguji, mengetes serta membuktikan hipotesa tentang penggunaan media gambar dalam pembelajaran kosakata bahasa Arab.
Adapun penelitian dengan metode eksperimen ini menempuh beberapa kegiatan pokok, sebagai berikut:
1. Metode Penentuan Subyek dan Obyek
Penentuan subyek sama dengan penentuan sumber data dalam penelitian, yaitu sumber dimana data dapat diperoleh. Adapun yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah:
a. Kepala Sekolah, Kepala Tata Usaha dan Guru kelas kelompok B TK Al-Islam I.
b. Siswa siswi kelompok B4 di TK Al-Islam I Surakarta sebagai sumber data dan subyek penelitian.
Populasi dan Sampel Penelitian.
a. Populasi
Populasi atau universe adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa yang terdaftar sebagai siswa kelas A TK Al-Islam I Jamsaren Surakarta yang diperoleh dari dokumentasi sekolah, yaitu terdapat 139 kelas B. Besarnya populasi dan sebarannya dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini:
Tabel I
Populasi dan Sebarannya
No.
|
Kelompok
|
Jumlah Siswa
|
1
|
B1
|
22
|
2
|
B2
|
40
|
3
|
B3
|
39
|
4
|
B4
|
38
|
Jumlah Siswa
|
139
|
b. Sampel
Karena besarnya populasi yang akan dijadikan subyek penelitian, maka penulis mengambil 25% dari keseluruhan populasi, yaitu pada kelas B4 yang berjumlah 38 siswa. Dalam hal ini penulis membaginya menjadi dua kelompok A dan B yang dibagi secara acak. Kelompok A sebagai kelompok yang mendapat perlakuan (eksperiment group) dan kelompok B sebagai kelompok kontrol (control group) dimana masing-masing kelompok berjumlah 19 anak. Sehingga penelitian ini disebut penelitian sampel. Hal ini sesuai dengan patokan yang diberikan oleh Dr. Suharsimi Arikunto:
“Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semuanya, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar, maka dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih”.[33]
Pengambilan sampel ini berdasarkan observasi yang penulis lakukan, penulis melihat bahwa antara kelompok A dan B sama-sama tidak memiliki pengetahuan tentang kosakata bahasa Arab atau sama-sama berangkat dari nol, selain itu dilihat dari umur mereka juga rata-rata memiliki umur yang sama antara 4-5 tahun, begitu juga dengan tingkat kemampuan dan kematangan mereka.
2. Metode Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi adalah cara menghimpun bahan keterangan/data yang dilakukan dengan menggunakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang dijadikan sasaran pengamatan.[34] Metode observasi digunakan untuk mengamati letak geografis TK, struktur organisasi dan untuk memperoleh data pada waktu guru bahasa Arab dan siswa terlibat dalam proses belajar mengajar serta mengetahui hasil belajar siswa.
b. Metode Interview
Metode interview adalah metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab lisan secara sepihak yang dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian. Tehnik wawancara yang penulis gunakan adalah wawancara bebas terpimpin dimana pewawancara menyajikan daftar pertanyaan, akan tetapi cara bagaimana pewawancara menyajikan diserahkan kepada kebijaksanaan pewawancara.[35]
Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai informan adalah:
1) Kepala Sekolah/Wakil untuk mendapatkan informasi tentang sejarah dan tujuan berdirinya TK Al-Islam I Surakarta.
2) Kepala Tata Usaha untuk memperoleh data tentang sarana prasarana.
3) Guru kelas kelompok B, yaitu untuk memperoleh informasi tentang gambaran proses belajar mengajar di kelas yang meliputi tujuan, bahan/materi, metode, media dan evaluasi serta prestasi siswa.
c. Metode Dokumentasi
Yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat, majalah dan sebagainya.[36] Sedangkan dokumen yang diteliti untuk penelitian skripsi ini adalah data-data yang berkaitan dengan struktur organisasi, keadaan guru, karyawan, keadaan siswa serta biodata dari seluruh siswa yang menjadi sampel dalam penelitian ini.
d. Metode Tes
Metode ini digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam penguasaan kosakata bahasa Arab sebelum dan sesudah diberikan pelajaran dalam bentuk pre test dan post test.
3. Desain Eksperimen
Desain eksperimen adalah suatu rancangan percobaan dengan tiap langkah tindakan yang betul-betul terdefinisikan sehingga tiap informasi yang berhubungan dengan orang atau diperlukan untuk percobaan yang sedang diteliti dapat dikumpulkan. Dengan kata lain desain sebuah eksperimen merupakan langkah yang perlu diambil jauh sebelum eksperimen dilakukan agar data yang semestinya diperlukan dapat diperoleh sehingga akan membawa kepada analisis obyektif dan kesimpulan yang berlaku untuk persoalan yang dibahas.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang dilaksanakan di TK Al-Islam I Jamsaren Surakarta. Waktu pelaksanaan eksperimen ini antara bulan Agustus sampai Oktober 2004. Pelaksanaan pengajaran yang menggunakan media gambar ini sebanyak 8 kali pertemuan, masing-masing pertemuan 1 x 45 menit sehingga total waktu eksperimen adalah 8 x 1 x 45 menit, begitu pula pengajaran di kelas kontrol memiliki kapasitas waktu yang sama. Adapun desain eksperimen yang dipilih adalah desain statis dua kelompok, sebagaimana digambarkan Nana Sudjana dan Ibrahim dalam buku penelitian dan penilaian pendidikan sebagai berikut:[37]
Gambar 1. Desain Statis Dua Kelompok
Kelompok
|
Perlakuan
(Variabel Bebas)
|
Pasca Test
(Variabel Terikat)
|
E (Eksperimentasi)
|
X
|
Y
|
C (Control)
|
-
|
Y
|
4. Metode Analisa Data
Analisa data merupakan proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang mudah dibaca dan diinterpretasikan. Pada proses ini sering digunakan statistik, salah satu fungsi pokoknya adalah menyederhanakan data penelitian yang amat besar jumlahnya menjadi informasi yang lebih sederhana dan lebih mudah dipahami.
Data mentah yang telah dikumpulkan oleh peneliti tidak akan ada gunanya jika tidak dianalisa. Karena analisa data merupakan bagian integral dalam metode penelitian ilmiah. Data yang dianalisa dapat memberi makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Kemudian data mentah yang telah teridentifikasi diinterpretasikan dalam kelompok-kelompok, diadakan kategorisasi, manipulasi serta diolah sedemikian rupa sehingga data tersebut mempunyai makna untuk menjawab masalah dan bermanfaat untuk menguji hipotesa.
Adapun dalam penelitian ini menggunakan analisa data kuantitatif dimana perhitungan dan pengujian dengan metode statistik. Analisa data kuantitatif ini menggunakan sistem komputer dengan paket Seri Program Statistik (SPS 2000) edisi Sutrisno Hadi dan Yuni Parmadiningsih dengan menggunakan rumus tes “t” atau “t” tes.
J. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan ini terdiri dari empat pembahasan, sebagai berikut:
Bab pertama adalah pendahuluan. Dalam bab ini berisi tentang penegasan istilah, latar belakang masalah, rumusan masalah, kerangka teoritik, alasan pemilihan judul, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, Hipotesa Penelitian, metode penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab kedua adalah gambaran umum TK Al-Islam Jamsaren Surakarta. Bab ini berisi tentang letak greografis, sejarah singkat berdiri, struktur organisasi, keadaan siswa, guru dan karyawan, sarana dan fasilitas. Kemudian pada sub bagian kedua membahas tentang proses kegiatan belajar mengajar di TK Al-Islam , meliputi: tujuan, bahan/materi, proses pembelajaran, media dan evaluasi/penilaian.
Bab ketiga menguraikan tentang pelaksanaan penelitian yang sesuai dengan judul skripsi yaitu Laporan Hasil Eksperimen Media Gambar dalam Pengajaran Kosakata Bahasa Arab di TK Al-Islam Jamsaren Surakarta Jawa Tengah yang meliputi: deskripsi data, materi yang disajikan, prosedur eksperimen, pengukuran sebelum eksperimen, pelaksanaan eksperimen, materi pembelajaran, pengaruh pelaksanaan eksperimen terhadap hasil belajar dan analisa data.
Bab keempat adalah penutup. Dalam bab ini terdiri atas kesimpulan, saran-saran dan kata penutup.
Setelah pembahasan dari keempat bab tersebut maka pada bagian akhir dari skripsi ini disertakan beberapa lampiran yang dianggap perlu. Hal ini dimaksudkan untuk memperjelas dan menjadi rujukan dari inti pembahasan dalam skripsi ini.
Tags: Media Gambar dalam Pengajaran Kosakata Bahasa Arab Di TK Al-Islam I Jamsaren Jawa Tengah
0 komentar:
Posting Komentar