KOMUNIKASI DAKWAH UKKI (UNIT KEGIATAN KEROHANIAN ISLAM) JAMA’AH AL KAUTSAR TERHADAP MAHASISWA IST AKPRIND YOGYAKARTA
KOMUNIKASI DAKWAH UKKI (UNIT KEGIATAN KEROHANIAN ISLAM) JAMA’AH AL KAUTSAR TERHADAP MAHASISWA IST “AKPRIND” YOGYAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul
Upaya memahami konsep-konsep yang ada pada skripsi ini yang berjudul: “KOMUNIKASI DAKWAH UKKI (UNIT KEGIATAN KEROHANIAN ISLAM) JAMA’AH AL KAUTSAR TERHADAP MAHASISWA IST “AKPRIND” YOGYAKARTA. Maka akan dijelaskan istilah-istilah yang terdapat dalam judul tersebut, penjelasan beberapa istilah sebagai berikut:
1. Komunikasi Dakwah
Komunikasi dakwah adalah suatu bentuk komunikasi yang khas dimana seorang (mubaligh/komunikator) menyampaikan pesan-pesan yang bersumber atau sesuai dengan al-Qur’an dan Sunnah dengan tujuan agar orang lain (komunikan) dapat berbuat amal shaleh sesuai dengan pesan-pesan yang disampaikan.[1]
Jadi pengertian komunikasi dakwah adalah suatu kegiatan untuk mengkomunikasikan pesan-pesan ajaran Islam. yang dilakukan oleh UKKI Jama’ah al Kautsar terhadap mahasiswa IST AKPRIND., dengan tujuan untuk merubah situasi dan kondisi komunikan menjadi lebih baik, taat (saleh), berakhlak mulia, dan mempunyai norma-norma agama Islam. Kegiatan berkomunikasi dakwah dibatasi pada: Pengajian Rabu Pagi, Pengajian Jum’at Siang, Pengajian Tafsir Ayat Ahkam Ash Shabuni, Malam Bina Iman dan Taqwa (MABIT), dan Pendampingan Agama Islam (PAI)
2. UKKI Jama’ah al Kautsar
UKKI Jama’ah al Kautsar merupakan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang bergerak dalam bidang keagamaan yang bersifat religius bagi mahasiswa atau mahasiswi muslim di lingkungan Institut Sains dan Teknologi “AKPRIND” Yogyakarta. UKKI Jama’ah al Kautsar dijadikan sebagai wadah untuk mengkomunikasikan kegiatan dakwah dalam menanamkan nilai-nilai atau norma-norma agama Islam pada mahasiswa IST AKPRIND.[2]
3. IST AKPRIND Yogyakarta
IST AKPRIND Yogyakarta adalah sebuah perguruan tinggi swasta yang berlatar belakang pendidikan sains dan teknologi, terletak di jalan Kalisahak, komplek POLRI, Balapan, Yogyakarta. dimana kegiatan-kegiatan UKKI Jama’ah al Kautsar diselenggarakan.
4. Mahasiswa IST AKPRIND Yogyakarta
Mahasiswa dalam kamus ilmiah populer adalah siswa atau pelajar pada perguruan tinggi.[3] Maksud dari mahasiswa dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang belajar atau kuliah di IST AKPRIND. dalam penelitian ini penulis membatasi pada mahasiswa yang menjadi anggota jama’ah pengajian al Kautsar.
Jadi maksud dari penegasan judul secara keseluruhan tersebut adalah penelitian tentang pelaksanaan kegiatan Pengajian Rabu Pagi, Pengajian Jum’at Siang, Pengajian Tafsir Ayat Ahkam Ash Shobuni, Malam Bina Iman dan Taqwa (MABIT), Pendampingan Agama Islam (PAI) yang dilaksanakan oleh UKKI Jama’ah al Kautsar periode 2004/2005 dalam rangka mengkomunikasikan dakwah Islam terhadap mahasiswa IST AKPRIND. Penelitian ini pada aspek subyek dibatasi pada kondisi keagamaan, dan hubungan kemasyarakatan; obyek dibatasi pada pandangan obyek terhadap Da’i. Pada aspek materi dibatasi pada alasan mengapa materi itu diberikan dilihat dari aspek kontekstual. Pada aspek metode dibatasi pada tentang alasan mengapa metode tertentu yang digunakan dan pada aspek media dibatasi pada tentang alasan mengapa menggunakan media dan media apa saja yang digunakan.
B. Latar Belakang Masalah
Komunikasi Islam sebagai suatu dakwah, melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar adalah salah satu kewajiban bagi seluruh muslim dimanapun mereka berada menurut kemampuannya. Hal ini pula dapat merupakan kewajiban bagi umat secara keseluruhan. Oleh karena itu didalam komunikasi dakwah Islam, adalah perjuangan menegakkan yang ma’ruf terhadap yang munkar, perjuangan menegakkan yang haq menghapuskan kebathilan.
Oleh karenanya dakwah sebagai komunikasi dalam Islam, dapat dikategorikan sebagai jihad, jihad bukan hanya semata-mata peperangan, tetapi mempunyai arti yang lebih luas termasuk menyiarkan dan menyampaikan ideologi, pengetahuan serta ajaran-ajaran kebenaran kapada manusia.[4]
Kewajiban berdakwah ini ditegaskan oleh Allah dalam firmannya:
ولتكن منكم امة يدعون الى الخير ويأمرون بالمعروف وينهون عن المنكر والئك هم المفلحون. (ال عمران : 104)
Artinya: “Dan hendaklah diantara kamu ada sebagian umat yang menyeru kepada kepada kebajikan dan mencegah kemunkaran, merekalah orang-orang yang beruntung”.[5] (Q.S. Ali-Imran : 104)
Hal di atas dapat dipahami mengingat misi utama dakwah adalah mengembalikan manusia pada fitrahnya, mengembalikan fungsi hidupnya sebagai kholifah dan mengembalikan fungsi hidupnya semata-mata mengabdi kepada Allah.
Dakwah merupakan kewajiban bagi umat Islam, baik secara individu maupun secara kelompok, secara individu dilakukan oleh perorangan yang tidak terikat dengan suatu lembaga atau organisasi, adapun secara kelompok dilakukan oleh suatu organisasi, lembaga atau unit kerohanian, maka lembaga dakwah Jama’ah al Kautsar IST AKPRIND sebagai salah satu wadah kegiatan bagi mahasiswa, yang ada di IST AKPRIND, merasa perlu untuk malaksanakan kegiatan dakwah terhadap mahasiswa IST AKPRIND, sebagai wujud mengkomunikasikan dakwah Islamiyah
Dengan adanya kegiatan dakwah, diharapkan apa yang telah disampaikan kepada mahasiswa secara otomatis akan menjadikan agama sebagai pedoman, pengendalian sikap, tingkah laku, serta menjalankan perintahnya serta menjauhkan segala larangannya dengan penuh kesadaran dalam kehidupan sehari-hari.
UKKI Jama’ah al Kautsar merupakan unit kegiatan mahasiswa yang bergerak dalam bidang keagamaan yang bersifat religius bagi mahasiswa atau mahasiswi muslim dilingkungan Institute Teknologi Sains “AKPRIND” Yogyakarta yang berfungsi sebagai lembaga dakwah kampus. UKKI Jama’ah al Kautsar mempunyai peranan dan tanggung jawab yang sangat besar atas kegiatan religius yang bernafaskan Islam. Lewat lembaga inilah diharapkan kreatifitas dan inisiatif mahasiswa muslim yang dikembangkan menjadi media bagi pengembangan agama Islam dapat meningkatkan kemurnian nilai-nilai dan norma Islam dilingkungan kampus yang pada akhirnya diharapkan mampu membentuk generasi muda Islam yang berakhlakul karimah.
Namun demikian, lembaga ini tidak hanya bergerak dalam bidang keagamaan saja tapi juga non keagamaan seperti sosial kemasyarakatan dan pengembangan intelektual.
Melihat kenyataan yang ada, mahasiswa IST AKPRIND Yogyakarta bahwa dari sejumlah pemeluk agama Islam yang ada belum seluruhnya memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam secara baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari. Mahasiswa IST AKPRIND dilihat dari segi ekonomi menengah keatas, tingkat keberagamaannya masih sangat rendah, dasar pendidikan umum dan lingkungan sosial kemasyarakatan yang minim akan ajaran agama Islam. Maka dalam kondisi tersebut, Jama’ah al Kautsar perlu mengadakan kegiatan sebagai wujud komunikasi dakwah Islamiyah yang berfungsi untuk menambah, mendalami dan mengamalkan ajaran agama Islam, seperti pengajian rutin satu minggu sekali, Pengajian Rabu Pagi, Pengajian Jum’at Sore, Pengajian Tafsir Ayat Ahkam Ash Shobuni, Malam Bina Iman dan Taqwa (MABIT), Pendampingan Agama Islam (PAI).
Kegiatan dakwah yang dilakukan oleh UKKI Jama’ah al Kautsar telah memberikan sumbangan yang berarti bagi terciptanya suasana kampus penuh dengan norma-norma Islam serta sumbangan bagi syiar Islam khususnya dilingkungan kampus.
Berdasarkan hal tersebut diatas penulis terdorong untuk mengadakan penelitian guna mengetahui bagaimana pelaksanaan kegiatan komunikasi dakwah yang diterapkan oleh UKKI Jama’ah al Kautsar terhadap mahasiswa IST AKPRIND, dilihat dari unsur-unsur yang meliputi: subyek, obyek, materi, metode, media komunikasi dakwahnya. Namun penulis membatasi kegiatan komunikasi dakwah yang dilakukan pada periode 2004/2005.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis mengemukakan rumusan masalah sebagai berikut, yaitu:
Bagaimana pelaksanaan kegiatan Pengajian Rabu pagi dan Jum’at siang, Pengajian Tafsir Ayat Ahkam Ash Shobuni, Malam Bina Iman dan Taqwa (MABIT), dan Pendampingan Agama Islam (PAI) yang dilaksanakan oleh UKKI Jama’ah al Kautsar dalam rangka mengkomunikasikan dakwah Islam terhadap mahasiswa IST AKPRIND Yogyakarta.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian sebagai berikut
Untuk mengetahui dan mendeskripsikan pelaksanaan kegiatan pengajian Rabu pagi dan Jum’at siang, Pengajian Tafsir Ayat Ahkam Ash Shobuni, Malam Bina Iman dan Taqwa (MABIT), Pendampingan Agama Islam (PAI) yang dilaksanakan oleh UKKI Jama’ah al Kautsar dalam rangka mengkomunikasikan dakwah Islam terhadap mahasiswa IST AKPRIND Yogyakarta.
E. Kegunaan Penelitian
1. Secara teori: hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu dakwah terutama yang berkaitan dengan perkembangan unit kegiatan kerohanian Islam.
2. Secara praktis:
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil kebijakan dalam perkembangan UKKI Jama’ah al Kautsar IST AKPRIND.
b. Sebagai motivasi bagi UKKI Jama’ah al Kautsar IST AKPRIND agar tetap konsisten sebagai sebagai media dakwah Islamiyah dalam mengembangkan agama Islam di IST AKPRIND.
F. Kerangka Pemikiran Teoritik
1. Tinjauan Tentang Komunikasi
a. Pengertian Komunikasi
Secara etimologi komunikasi berasal dari bahasa inggris: “communication” yang menurut Astrid S. Susanto Istilah communication berasal dari perkataan latin “communicare” yang artinya “berpartisipasi” ataupun “memberitahukan”. [6]
Secara terminologi banyak yang mendefinisikan diantaranya adalah:
1). Menurut Carl I. Hovland, yang dikutip oleh Prof. Drs. Onong Uchjana Effend,MA, Ilmu Komunikasi adalah upaya yang sistemis untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap.[7]
2). Menurut Prof. H. Muhammad Daud Ali, SH dan H. Habibah Daud, SH, komunikasi adalah proses penyampaian lambang bahasa(oleh komunikator) untuk mengubah tingkah laku manusia.[8]
Beberapa definisi diatas dapat didisimpulkan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan, maupun tak langsung melalui media.
b. Komponen-Komponen Komunikasi
Upaya memahami pengertian komunikasi sehingga dapat dilancarkan secara efektif, maka harus menunjukkan lima unsur komunikasi yaitu:
1). Komunikator (comunicator, source, sender) adalah orang yang menyampaikan pesan kepada komunikan. Dalam Penelitian ini yang menjadi komunikan adalah Da’i atau para anggota UKKI Jama’ah Al Kautsar
2). Pesan (massage) adalah suatu bentuk pernyataan yang didukung oleh lambang. Pesan ini berupa materi-materi dakwah yang disampaikan oleh Da’i.
3). Media adalah sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya. Dimana dalam penelitian ini medianya melalui media lisan, tulisan, audio visual, akhlak,lukisan.
4). Komunikan adalah orang yang menerima pesan. Didalam penelitian ini yang menerima pesan adalah mahasiswa atau mahasiswi IST AKPRIND.
5). Efek adalah dampak sebagai pengaruh dari pesan. Pesan yang disampaikan kepada audiens disini diharapkan dapat meningkatkan kondisi keagamaan yang semula rendah menjadi tinggi, setelah mereka menerima ajaran-ajaran apa yang diberikan dari UKKI Jama’ah Al Kaustar IST AKPRIND.
c. Bentuk-Bentuk Komunikasi
Bentuk-bentuk komunuikasi berdasarkan komunikan yang dihadapi komunikator, komunikasi tatap muka dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu komunikasi antar persona dan komunikasi kelompok.
1). Komunikasi Antar Persona
Komunikasi antar persona (persona communication) adalah komunikasi antara komunikator dengan seorang komunikan.[9] Komunikasi ini dianggap paling efektif dalam hal mengubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang, karena sifatnya dialogis atau percakapan. Arus balik bersifat langsung, sehingga komunikator mengetahui tanggapan komunikan ketika itu juga, komunikator mengetahui apakah komunikasinya itu positif atau negatif, berhasil atau tidak. Jika tidak komunikator dapat meyakinkan komunikan ketika itu juga karena ia dapat memberi kesempatan kepada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya.
2). Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok (Group Communication) adalah komunikator dan komunikan berada dalam situasi saling berhadapan dan saling melihat .komunikasi kelompok menimbulkan arus balik langsung.[10]
Komunikasi kelompok diklasifikasikan menjadi dua yaitu:
a). Komunikasi Kelompok Kecil
Suatu komunikasi dinilai komunikasi kelompok kecil (Small group communication) bila situasi komunikasi seperti itu dapat diubah menjadi komunikasi antar persona dengan setiap komunikan. Dalam komuniaksi kelompok kecil komunikator menunjukkan pesannya kepada benak atau pikiran komunikan, misalnya kuliah, ceramah, diskusi, seminar dan rapat.dalam situasi komunikasi sepertri itu logika berperan penting. Adapun prosesnya berlangsunng secara dialogis dan sirkuler. komunikan pada kelompok kecil ini bersifat homogen.
b). Komunikasi Kelompok Besar
Suatu situasi komunikasi dinilai sebagai komunikasi kelompok besar (large group communication) jika antar komunikator dan komunikan sukar terjadi komunikasi antar persona. Kecil kemungkinan untuk terjadi dialog seperti halnya komunikasi kelompok kecil. Pada komunikasi seperti itu para komunikan menerima pesan yang disampaikan komunikator lebih bersifat emosional, lebih-lebih apabila komunikannya bersifat heterogen atau beragam jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, usia dan pengalamannya.
Pesan yang disampaikan komunikator dalam situasi komunikasi kelompok besar, ditujukan kepada hati atau perasaannya, misalnya kegiatan rapat raksasa. Komunikan pada kelompok besar ini bersifat heterogen.[11]
d. Komunikasi Dakwah
Komunikasi dakwah adalah komunikasi yang unsur-unsurnya disesuaikan visi dan misi dakwah. Menurut Toto Tasmara, bahwa komunikasi dakwah adalah suatu bentuk komunikasi yang khas dimana seseorang komunikator menyampaikan pesan-pesan yang bersumber atau sesuai dengan ajaran al Qur’an dan Sunnah, dengan tujuan agar orang lain dapat berbuat amal shaleh sesuai dengan pesan-pesan yang disampaikan.
Jadi dari segi proses komunikasi dakwah hampir sama dengan komunikasi pada umumnya, tetapi yang membedakan hanya pada cara dan tujuan yang akan dicapai. Adapun tujuan komunikasi pada umumnya yaitu mengharapkan partisipasi dari komunikan atas ide-ide atau pesan-pesan yang disampikan oleh pihak komunikator sehingga pesan-pesan yang disampaikan tersebut terjadilah perubahan sikap dan tingkah laku yang diharapkan, sedangkan tujuan komunikasi dakwah yaitu mengharapkan terjadi nya perubahan atau pembentukan sikap atau tingkah laku sesuai dengan ajaran agama Islam.
Harold D. Lasswell pernah mengungkapkan suatu pertanyaan untuk terpenuhinya suatu komunikasi melalui kata-kata bersayab, yaitu:who says what to whom in what channel with what effect.
Apabila pertanyaan tersebut diatas dapat kita jawab, maka komunikasi dapat kita jawab, komunikasi dakwahpun dapat memenuhi criteria tersebut:
Who : Setiap pribadi muslim
Says what : Kepada manusia pada umumnya (didalam penelitian ini adalah mahasiswa yang mengikuti kegiatan komunikasi dakwah yang diterapkan oleh UKKI Jama’ah Alkautsar)
In what Channel : Memakai media atau saluran dakwah apa saja yang syah secara hukum, didalam penelitian ini media yang digunakan adalah UKKI Jama’ah Al Kautsar IST AKPRIND.
With what Effect : Terjadinya perubahan dalam pengetahuan pemahaman dan tingkah laku atau perbuatan (amal shaleh) sesuai dengan pesan-pesan yang disampaikan oleh komunikasi.[12]
Dengan demikian unsur-unsur serta proses komunikasi dakwah hampir sama dengan unsur-unsur dan proses komunikasi pada umumnya.
e. Dasar dan Hukum Komunikasi Dakwah
Pelaksanaan komunikasi dakwah didasarkan pada ajaran agama Islam yaitu: alqur’an dan hadist. Adapun ayat yang menjadi dasar pelaksanaan komunikasi dakwah didalam lingkup mahasiswa adalah:
ولتكن منكم امة يدعون إلىالخير ويأ مرون بالمعروف وينهون عن المنكر و أولئك هم المفلحون{الامران 104}
Artinya: “dan hendaklah diantara kamu ada sebagian umat yang menyeru kepada kebajikan dan mencegah kemunkaran, merekalah orang-orang yang beruntung”. (Q.S Ali-Imron:104)
من رأ منكم منكرا ﻓﻠﻳﻐﻴﺮﻩ ﺑﻴﺩﻩ ﻓﺄنلم يستطع فبلسا نه ﻓﺄن لم ﻳﺴﺘﻃﻊ ﻓﺒﻘﻠﺒﻪ سوﺫﻟﻚ ﺍﺿﻌﻑ ﺍﻻﻳﻣﺎﻥ
Artinya: “ barang siapa diantara kamu melihat kemunkaran, maka hendaklah ia mengubahnya (mencegahnya) dengan tangannya, apabila ia tidak sanggup, maka dengan hatinya dan itulah selemah-lemahnya iman” (H.R. Bukhari)[13]
f. Tujuan Komunikasi Dakwah
Islam adalah agama yang berorientasi kepada amal shaleh, dan menghindarkan pemeluknya maupun bukan pemeluknya dari perbuatan atau amal yang munkar. Amal shaleh yang dimaksudkan sudah barang tentu semua tingkah laku yang selaras sesuai dengan pedoman-pedoman dasar agama,yaitu al Qur’an dan Sunnah Rosulullah
Salah satu tugas Rosulullah Muhammad SAW adalah membawa amanah suci berupa menyempurnakan akhlak yang mulia kepada manusia. Dan akhlak yang mulia ini tidak lain adalah Al Qur’anul karim itu sendiri sebab hanya kepada Qur’an sajalah setiap pribadi muslim itu berpedoman.tujuan dakwah dalam arti luas adalah menegakkan ajaran agama Islam pada setiap insan baik individu maupun masyarakat. Allah berfirman:
والله يدعو الى الجنة والمغفرة باذنه ويبين ايته للناس لعلهم يتذكرون (البقرة: 221)
Artinya: “Dan Allah menyeru kepada jalan ke surga dan ampunan dengan izin-Nya, dan dia menerangkan ayat-ayatnya kepada manusia agar manusia memperoleh pelajaran.” (Q.S Al-Baqarah: 221)[14]
Firman Allah tersebut secara tegas mengajak manusia agar senantiasa beramak shaleh yang menyebabkannya dapat memasuki surga Allah. Disamping itu, Allah juga mengajak manusia menuju kepada ampunan-Nya, jangan menyekutukan-Nya serta jangan memenuhi hawa nafsu.
Terwujudnya Islam sebagai Rahmatan lil ‘alamin bagi seluruh alam, tidak lepas dari usaha aktivitas dakwah itu sendiri dari segi hirarki, tujuan dakwah dapat dibagi menjadi dua macam yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dakwah adalah merupakan sesuatu yang hendak dicapai dalam seluruh aktivatas dakwah. Sedangkan tujuan khususnya yaitu agar seluruh pelaksanaan komunikasi dakwah dapat jelas diketahui kemana arahnya ataupun jenis kegiatan apa yang hendak dikerjakan kepada siapa berdakwah dengan cara bagaimana dan sebagainya secara terperinci sehingga tidak terjadi overlapping antara juru dakwah yang satu dengan yang lain yang hanya disebabkan masih umumnya tujuan yang hendak dicapai.[15]
Dalam konteks ini, dakwah tidak hanya sekedar berkhotbah di masjid,tetapi dakwah merupakan suatu aktivitas pribadi muslim dalam segala aspeknya. Dakwah dapat menyorot semua bidang.
Dengan demikian, secara sederhana dapat disimpulkan bahwa tujuan dari komunikasi dakwah itu adalah:
1). Bagi setiap pribadi muslim: dengan melakukan dakwah berarti bertujuan untuk melaksanakan salah satu kewajiban agamanya, yaitu Islam
2). Tujuan daripada komunikasi dakwah ini, adalah terjadinya perubahan tingkah laku, sikap atau perbuatan yang sesuai dengan pesan-pesan (risalah) Alqur’an dan sunnah.
g. Unsur-Unsur Komunikasi Dakwah
Kalau diperhatikan secara seksama dan mendalam, maka pengertian dari pada dakwah itu tidak lain adalah komunikasi. Hanya saja yang secara khas dibedakan dari bentuk komunikasi yang lainnya, terletak pada cara dan tujuan yang akan dicapai. Untuk mencapai tujuan itu diperlukan adanya usaha agar tercapai tujuan tersebut yang meliputi unsur-unsur komunikasi dakwah yang telah dijelaskan diatas bahwa antara komunikasi dakwah dengan dakwah hampir sama oleh karena itu, unsur-unsur komunikasi dakwah sama isinya dengan unsur-unsur komunikasi dakwah.
Unsur-unsur pelaksanaan kegiatan komunikasi dakwah adalah sesuatu yang harus ada, bagian-bagian yang terkait, yang membentuk satu kesatuan fungsi dalam pelaksanaan kegiatan komunikasi dakwah. Unsur-unsur tersebut adalah:
1). Subyek Komunikasi Dakwah
Suatu kegiatan dakwah akan mencapai tujuan komunikasi dakwah yang sesuai dengan ajaran agama Islam, maka membutuhkan beberapa persyaratan diantaranya Da’i, yang mempunyai tugas memberikan masukan-masukan demi terciptanya jiwa yang baik kepada sasarannya. Subyek dakwah atau Da’i itu sendiri berarti orang yang melaksanakan tugas-tugas dakwah.
Menurut Ahmad Suyuti Da’i atau مبالغ adalah berasal dari bahasa Arab " بلغ– يبلغ"yang berarti orang yang menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat penerima dakwah.[16]
Menurut Muriah dalam bukunya yang berjudul Metodologi Dakwah Kontemporer bahwa Da’i dibagi menjadi dua kriteria yaitu umum dan khusus. Secara umum adalah setiap muslim dan muslimat yang berdakwah sebagai kewajiban yang melekat tidak terpisahkan dari misinya dari sebagai penganut Islam sesuai dengan perintah "بلغو عنىولوآية". Sedangkan secara khusus adalah mereka yang mengambil keahlian khusus dalam bidang dakwah Islam dengan kesungguhan dan qodrah khasanah.[17]
Dari beberapa definisi di atas penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa Da’i adalah orang yang menyampaikan ajaran Islam atau risalah Allah kepada seseorang atau kelompok sebagai sasaran dakwahnya dengan cara lisan, tulisan, ataupun perbuatan yang nyata.
Syarat-syarat Da’i atau mubaligh
Adapun persyaratan yang harus dimiliki oleh seorang Da’i atau mubaligh, antara lain:
a). Meguasai tentang isi al-qur’an dan sunnah Rosul serta hal-hal yang berhubungan dengan agama Islam.
b). Mempunyai kepribadian yang taqwa kepada Allah
c). Mengetahui dan menguasai ilmu-ilmu pengetahuan yang ada hubungannya dengan berdakwah, misalnya perbandingan agama, ilmu jiwa, ilmu sosial dan ilmu pengetahuan umum lainnya.
d). Bertaqwa sesuai dengan garis-garis Dinul Islam.[18]
2). Obyek Komunikasi Dakwah
Obyek komunikasi dakwah adalah orang-orang yang dituju oleh kegiatan dakwah, Sebelum kita mempengaruhi seseorang yang menjadi sasaran dakwah kita, masyarakat atau orang yang bersangkutan hendaknya dipelajari betul-betul kondisi dan keadaannya. Untuk ini seorang Da’i atau mubaligh hendaknya memperlengkapi dirinya dengan pengetahuan ilmu jiwa, ilmu masyarakat, ilmu politik, ilmu sejarah, antropologi, dan lain-lain.
Untuk mengetahui keadaan seseorang atau masyarakat, dilakukan klasifikasi (pembagian) seseorang menurut derajat fikirannya:
a). Ummat yang berfikir kritis
Tergolong orang-orang yang berpendidikan dan orang-orang yang berpengalaman. Orang-orang yang hanya dapat dipangaruhi, jika fikirannya dapat menerima dengan baik. Golongan ini disebut ummat yang rational.
b). Ummat yang mudah dipengaruhi
Suatu masyarakat yang gampang dipengaruhi oleh faham baru tanpa menimbang-nimbang secara matang apa yang dikemukakan kepadanya. Golongan ini dapat dimasukkan dalam kategori ummat yang irrational.
c). Ummat yang bertaqlid
Golongan yang fanatik buta berpegang kepada tradisi dan kebiasaan turun temurun. Yang dipandangnya benar hanya kebiasaan yang diwarisi dari nenek moyangnya, tanpa menyelidiki salah atau benarnya, sebaliknya segala yang bertentangan dengan tradisi nenek moyangnya dianggapnya salah. Ada pula orang yang bertaqlid kepada suatu faham atau pendirian, suatu agama atau aliran, yakni orang yang mengikuti sesuatu tanpa dan fanatik kepada pendirian itu.[19]
3). Materi Komunikasi Dakwah
Secara garis besar materi komunikasi dakwah itu adalah semua yang ada pada ajaran agama Islam itu sendiri yang meliputi tiga hal pokok yaitu: Aqidah (keimanan), Syari’ah (keIslaman), Akhlak (Ihsan).[20]
Adapun ditinjau dari segi dan tujuan dakwahnya adalah:
a). Tujuan Aqidah : bertujuan menanamkan aqidah (keyakinan) yang mantap dalam hati setiap muslim sehingga keyakinan tentang ajaran Islam tidak lagi dicampuri dengan sikap keragu-raguan.
b). Tujuan Syariah : bertujuan menanamkan kepatuhan terhadap hukum-hukum yang disyari’atkan oleh Allah SWT.
c). Tujuan Akhlak :bertujuan membentuk kepribadian muslim yang berbudi pekerti yang luhur, dan dihiasi dengan sifat-sifat terpuji dan bersih dari sifat-sifat tercela.[21]
Merujuk dari ketiga materi dakwah diatas akhlak merupakan manifestasi Iman, Islam, dan Ihsan sebagai refleksi sifat dan jiwa yang secara spontan dan terpola pada diri seorang sehingga melahirkan perilaku yang konsisten tergantung pada pertimbangan berdasarkan keinginan tertentu.[22]
Dalam artian, ketika semakin mantap dan kuat keimanan seseorang maka semakin taat beribadah dan semakin baik pula akhlaknya. Dengan demikian akhlak tidak dapat dipisahkan dari ibadah, juga tidak dapat dipisahkan dari akidah (keimanan) karena kualitas akidah akan sangat mempengaruhi pada kualitasa ibadah yang kemudian juga dapat berpengaruh pada kualitas akhlak.
Dalam ajaran Islam, akhlak merupakan salah satu ajaran inti dalam Islam, fenomena ini dikuatkan dengan hati yang disabdakan oleh hati Muhammad SAW
إنما بعثت لأتمم مكارم الاخلاق (رواه البخارى)
Artinya : “Aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak yang baik”. (HR. Bukhori dan abu Hurairah r.a)[23]
Pada akhirnya tujuan pokok pelaksanaan komunikasi dakwah Islamiyah adakanlah mengajak umat manusia kejalan yang benar agar manusia menyembah kapada Allah SWT semata dan bertaqwa. Hal tersebut sesuai dengan perintah Allah SWT dalam sebuah firmannya:
ياايهاالناس اعبدوا ربكم الذي خلقكم والذين من قبلكم لعلكم تتقون (البقرة: 17)
Artinya: “Hai manusia sembahlah Allah yang telah menciptakan kamu dan orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. (QS. Albaqarah :17).[24]
4). Metode komunikasi Dakwah
Metode komunikasi dakwah yaitu cara-cara yang dipergunakan seorang Da’i untuk menyampaikan materi dakwah, yaitu al Islam atau serentetan kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu. Pada prakteknya komunikasi dakwah pada mahasiswa ini dituntut agar para Da’i untuk bisa memililh metode yang tepat untuk memberikan pengarahan pada mahasisaw. Karena situasi dan kondisi mahasiswa yang berbeda-beda, maka sudah barang tentu penggunaan metode ini tergantung pada situasi dan kondisi mahasiswanya. Maka metode yang digunakan, diantaranya adalah: ceramah, tanya jawab, diskusi dan demonstrasi atau peragaan.
a). Metode Ceramah
Metode ceramah sering disebut metode informasi, yakni penerangan secara lisan oleh mubaligh atau Da’i sebagai komunikator kapada kelompok mahasiswa sasaran sebagai komunikan. Metode ini sangat tepat apabila sasaran yang dihadapi merupakan kelompok yang berjumlah besar dan diperlukan secara sekaligus.
b). Metode Tanya Jawab
Metode ini dapat dikatakan lanjutan dari metode ceramah, yaitu proses tanya jawab antara mubaligh dengan peserta pengajian. Sifatnya memang sama dengan metode ceramah., dalam hal sama-sama menggunakan lisan.hanya bedanya, dalam metode ceramah peranan aktif berada pada mubaligh, sedangkan dalam metode tanya jawab peranannya bisa timbal balik.
c). Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu bentuk komunikasi gagasan yang dilakukan dalam suasana demokratis. Dari suatu diskusi dapat diperoleh dari membaca atau mendengar suatu ceramah.
d). Metode Demonstrasi/ Peragaan
Metode Demonstrasi yaitu memberi contoh atau memperagakan atau mempertunjukkan. Metode ini lebih tepat digunakan untuk materi yang menyangkut praktek ibadah, seperti cara berwudlu, praktek sholat, cara merawat jenazah dari mulai memandikan hingga menguburkan, dan lain sebagainya.
5). Media Komunikasi dakwah
Media komunikasi dakwah adalah sarana dan prasarana yang digunakan untuk menyampaikan materi komunikasi. Maka media komunikasi merupakan alat obyektif yang menjadikan saluran menghubungkan ide dengan sasaran komunikasi. Menurut bentuk penyampaiannya ada beberapa bentuk media yang dapat digunakan, antara lain:
a). Media Lisan:
Media lisan adalah media komunikasi dengan menggunakan potensi hati, lisan, dan pikiran. Materi dari metode ini berupa: debat, dialog, diskusi, ceramah, pengajian, seminar-seminar, serta pemberian nasihat secara pribadi.[25]
b). Media Tulisan
Media tulisan adalah metode yang digunakan dengan perantaraan tulisan, misalnya: buku-buku, majalah, buletin, brosur, surat kabar, kuliah-kuliah tertulis, spanduk, dan pamflet.[26]
c). Media Akhlak
Media akhlak adalah penyampaian dengan menggunakan perbuatan nyata atau dengan contoh-contoh, misalnya silaturrohmi, kebersihan dan lain-lain.
d). Media Lukisan
Media lukisan adalah media dengan menggunakn gambar-gambar hasil dari seni lukis, foto, cerita. Bentuk lukisan menarik perhatian orang, untuk dipakai menggambarkan suatu maksud ajaran yang ingin disampaikan kepada orang lain.
e). Media Audiovisual
Media audio visual adalah suatu media penyampaian untuk merangsang penglihatan dan pendengaran sasaran dakwah, bentuk media ini adalah: TV, sandiwara, radio.
Sedangkan masdar helmy membaginya empat macam:
(1) Media tercetak, yaitu segala brang cetakan seperti: surat kabar,majalah, dan buku.
(2) Media visual, yaitu media yang dilihat seperti: Tv, foto, lukisan.
(3) Media auditif, yaitu media yang didengar seperti: radio, tape, suara film
(4) Media pertemuan, yaitusegala macam pertemuan seperti: arisan, halal bihalal, rapat-rapat, konfrensi
6). Pengajian
Salah satu dari bermacam-macam bentuk pelaksanaan kegiatan komunikasi dakwah adalah pengajian. Pengajian merupakan pendidikan non formal yang khusus dalam bidang agama.
Menurut Hiroko Hirokasi pengertian pengajian adalah perkumpulan informal yang bertujuan mengajarkan dasar-dasar agama pada masyarakat umum.
Berdasarkan dua pengertian diatas dapat difahami bahwa pengajian adalah penyelenggaraan belajar agama Islam dalam masyarakat yang diberikan oleh Da’i terhadap orang dalam waktu dan tempat tertentu, dedngan tujuan agar mengerti, memahami, akan ajaran Islam kemudian mengamalkan.
7). Malam Bina Iman dan Taqwa (MABIT)
Malam Bina Iman dan Taqwa (MABIT) dilaksanakan tidak dapat ditentukan waktunya, kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menambah kerohanian yang mungkin selama menjalankan tugasnya banyak kekurangan untuk itu kegiatan ini juga unuk refleksi diri agar UKKI Jama’ah al Kautsar bertambah maju, juga untuk training kepengurusan, kegiatan ini sangat cocok untuk mengkomunikasikan dakwah Islam karena kegiatan ini berlangsung semalam suntuk. Sehingga berbagai macam kegiatan yang selama kepengurusan UKKI belum terlaksanakan disini akan dilaksanakan, pesertanya dikhususkan bagi para pengurus dan sekalligus untuk menyatukan perbedaan visi dan misi dalam kepengurusan UKKI Jama’ah al Kautsar IST AKPRIND.
8). Pendampingan Agama Islam
Pendampingan Agama Islam ini diberikan diluar jam kuliah, yang mana bertujuan untuk menambah pemahaman tentang agama Islam, dilihat juga dari kondisi mahasiswa IST AKPRIND yang sebagian besar berlatar belakang pendidikan umum, walaupun PAI tidak masuk dalam sks tapi PAI diwajibkan bagi mahasiswa yang mengambil mata kuliah agama Islam, karena dalam hal ini mata kuliah agama Islam hanya dua sks, demikian sehingga pengurus UKKI Jama’ah al Kautsar merasa perlu untuk menambah pegetahuan tentang agama Islam.[30]
G. Metode Penelitian
Pengertian metode adalah cara untuk menyampaikan suatu maksud. Berarti metode penelitian adalah cara untuk mencapai tujuan penelitian
1. Subyek dan Obyek Penelitian
a. Subyek penelitian adalah sumber tempat memperoleh keterangan penelitian. Adapun yang menjadi subyek penelitian disini adalah:
1). Para pengurus UKKI Jama’ah Al Kautsar.
2). Anggota UKKI Jama’ah Al Kautsar
3). Da’i
b. Obyek penelitian adalah kegiatan komunikasi dakwah UKKI Jama’ah Al Kautsar IST AKPRIND.
2. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dimaksud adalah suatu cara yang ditempuh untuk memperoleh data yang lengkap, akurat, obyektif dan dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian.
Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penekitian ini adalah:
a. Metode Interview/ wawancara
Metode interview dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewe) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Bentuk wawancara yang digunakan bentuk wawancara bebas terpimpin, dimana informan diberikan kesempatan untuk mengungkapkan pendapat serta jawaban seluas-luasnya. Metode ini disamping digunakan untuk memperoleh data secara langsung dari sumber data juga untuk memperkuat atau memperjelas data tertulis, yaitu data tentang kegiatan komunikasi dakwah UKKI Jama’ah al Kautsar terhadap mahasiswa IST AKPRIND serta gambaran umum tentang UKKI Jama’ah Al Kautsar IST AKPRIND.
Informan yang diwawancarai adalah:
1). Ketua dan pengurus UKKI Jama’ah al Kautsar IST AKPRIND
2). Anggota UKKI Jama’ah al Kautsar
3). Da’i
b. Metode observasi
Metode observasi digunakan untuk pencatatan dan pengamatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki.[33] Jenis observasi yang gunakan adalah jenis observasi non partisipan, yakni peneliti tidak terlibat langsung didalam setiap kegiatan yang berlangsung sekalipun penulis datang dan mengikutinya, metode ini untuk memperkuat serat menguji kebenaran data yang telah didapat dari interview dan dokumentasi.
Dalam hal ini yang diobservasi adalah: sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan komunikasi dakwah yang dilakukan oleh UKKI Jama’ah al Kautsar IST AKPRIND.
c. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah penyelidikan yang ditujukan pada penguraian dan penjelasan apa yang telah lalu melalui sumber-sumber dokumen. Jelasnya metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan cara mempelajari catatan-catatan, arsip-arsip dan dokumen-dokumen yang ada didaerah penelitian. Metode ini penulis gunakan untuk mengumpulkan data-data tentang catatan-catatan UKKI Jama’ah al Kautsar, yaitu:
1). Hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan komunikasi dakwah terhadap mahasiswa IST AKPRIND.
2). Program kerja dan bentuk-bentuk kegiatan.
3). Sejarah dan tujuan berdirinya.
4). Struktur kepengurusan
5). Keadaan pengurus dan anggotanya
3. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbarui dan konsep validitas dan realibilitas dan disesuaikan dedngan tuntunan pengetahuan, kriteria dan paradigma sendiri. Karena dalam penelitian menggunakan metode diskriptif kualitatif untuk meningkatkan kepercayaan datanya maka menggunakan teknis keabsahan data dengan cara:
a. Triangulasi, yaitu pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu dari luar atau dari sumber lain untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data yang telah ada. Berguna untuk membandingkan dan mengecek balik kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui sumber yang berbeda hal ini dicapai dengan:
1). Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
2) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen
b. Pengecekan anggota: yaitu anggota yang terlibat dalam proses pengumpulan data yang sangat penting dalam pemeriksaan derajat kepercayaan. Yang dicek dengan anggota yang terlibat meliputi data, kategori analitis, penafsiran dan kesimpulan.
Pengecekan anggota yaitu para peserta pelaksana kegiatan pengajian UKKI Jama’ah al Kautsar atau anggota yang terlibat dalam pengajian dapat dimanfaatkan untuk memberikan informasi atau data-data tentang pelaksanaan kegiatan pengajian. Pengecekan anggota ini dilakukkan dengan bentuk diskusi dengan bentuk diskusi dengan anggota-anggota atau peserta pengajian yang terlihat cukup berpengetahuan dan berpengalaman.
4. Metode Analisis Data
Metode analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain.
Tujuan analisi data adalah menyederhanakan data dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan dengan jalan data yang dikumpulkan dan diklarifikasikan.
Dalam penganalisaan data yang telah terkumpul, dalam hal ini penulis akan menggunakan teori-teori pemikiran yang telah dikemukakan, dimana data-data yang telah terkumpul akan disampaikan apa adanya.
Tag: KOMUNIKASI DAKWAH UKKI (UNIT KEGIATAN KEROHANIAN ISLAM) JAMA’AH AL KAUTSAR TERHADAP MAHASISWA IST “AKPRIND” YOGYAKARTA
0 komentar:
Posting Komentar